Katolik Kristen

Patung Yesus di Sibea-Bea, Samosir ketika terlihat dari jauh.-Foto: stimewa-Gus munir

Sudung dan Daulat pun mengadakan pertemuan dengan warga Sibeabea. Rencana itu dipaparkan. Secara lisan. Tidak ada proposal lengkap seperti umumnya proyek besar. Semuanya ada di kepala sang arsitek.

Warga pun setuju. Bukit itu tidak bertuan. Tidak perlu biaya pembebasan. Luasnya 15 hektare.

Jadilah patung Yesus dibangun di situ. Tidak ada warga yang mengklaim sebagai pemilik tanah.

Untuk mulai membangunnya tidak perlu menunggu dana terkumpul. Daulat cukup meminjam satu alat berat dari PU. Hanya perlu bayar satu orang operator dan membeli bahan bakarnya.

Dengan satu alat berat itu Daulat merintis jalan menuju puncak bukit. Jauhnya 1,2 km. Naik dan naik. Berliku. Mengikuti kontur bukit.

BACA JUGA:Nikmati Kelezatan Ayam Pop di Rumah dengan Resep Sederhana

BACA JUGA:Manfaat dan Cara Penggunaan Cuka Apel untuk Rambut

Ketika sudah terbuka sampai puncak dilakukanlah pemotongan puncaknya. Agar bisa didapat tanah rata di puncak itu.

Jadilah ketinggiannya berkurang. Jadi tinggal 90 meter dari permukaan air danau Toba.

Badan jalan yang dibuat Daulat lebarnya 12 meter. Batu mudah didapat di sana. Tidak perlu beli. Kualitas badan jalan pun bagus.

Tinggal dilakukan pengaspalan. Selebar 7 meter. Tidak banyak lagi biaya. Setelah badan jalan selesai barulah mereka minta bantuan pengaspalan dari PU pusat.

Dengan mudah permintaan itu dipenuhi --karena badan jalan sudah jadi. Berapa miliar rupiah kalau proyek itu pakai dana negara.

BACA JUGA:Tips Mengatasi Minyak Goreng Tengik dengan Bahan Alami

BACA JUGA:5 Cara Ampuh Atasi Asma Tanpa Obat

Untuk membangun patungnya Daulat yang merancang. Mulai bentuk sampai rancangan konstruksinya.

Tag
Share