"Mereka sudah melakukan gugatan ke PTUN dan Mahkamah Agung tapi tidak ada jawaban. Jadi, kedatangan kami ini mendukung aksi mereka," sebut Tipran.
Lanjutnya, masyarakat penjaga hutan adat Papua tanpa pemerintah, tanpa uang masih bisa hidup asalkan hutan mereka tidak dirampas.
Oleh karena itu, para demontras minta pada DPRD Kabupaten Ogan Ilir untuk menyatakan sikap mendukung dan memberikan rekomendasi untuk pihaknya menyampaikan aspirasi ke DPRD Provinsi.
"Kepedulian kami Ini, supaya bisa menyampaikan aspirasi kami ke pusat. Harapan kami agar izin yang dikeluarkan pihak terkait atau pemerintah agar di cabut, kembalikan tanah adat Papua," jelas Tipran.
BACA JUGA:Tingkatkan Pelaytanan, Perbaiki Armada Sampah
BACA JUGA:Minta ASN Jaga Netralitas Saat Pilkada
Ketua DPC Gerakan mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Ogan Ilir, Samuel menambahkan, pihaknya bersama Kompass untuk bergerak merebut kembali Hak akan Tanah Adat yang diambil Oleh PT Indo Asiana Lestari.
"Perkembangan kasus ini Masyarakat adat Awyu dan Moi mengajukan gugatan terhadap pemerintah. Karena memberikan izin kelayakan lingkungan hidup kepada PT Indo Asiana Lestari (IAL) untuk membuka perkebunan sawit di hutan adat mereka.
Saat ini selaku Agent Of Change sudah seharusnya memperjuangkan Hak masyarakat. Besar harapnya gerakan ini seperti bola salju yang menggelinding semakin besar hingga mendapatkan Keputusan Hukum yang Berkeadilan," tukas Samuel.
Sementara itu, aksi mahasiswa asal Papua ini disambut pihak DPRD Kabupaten Ogan Ilir diwakili Ketua Komisi II sekaligus Ketua Fraksi Partai Nasdem, Aprizal, Sekretaris Komisi I, Rahmadi Djafar, dan Ketua Baperda, Rizal Mustofa.
"Kami apresiasi sebesar-besarnya aksi Mahasiswa Papua di DPRD Ogan Ilir ini. Baru hari ini orang Papua hadir menyuarakan aspirasi nya di gedung DPRD Ogan Ilir," sebut Aprizal.
BACA JUGA:BPMP Sumsel Beri Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka
BACA JUGA:Polres OKU Timur Gencar Lakukan Pencegahan Peredaran Judi Online
Ia menyebut, mahasiswa-mahasiswa Papua yang hadir ini adalah mahasiswa pilihan, dan diharapkan bisa membawa ilmu yang cukup untuk dibawa ke tanah Papua.
"Papua sama dengan masyarakat Kabupaten Ogan Ilir, orang Indonesia, Papua adalah Indonesia, kita semua NKRI," tukasnya.
Aprizal mengaku sangat memahami, permasalahan yang dihadapi masyarakat Papua saat ini. Bahwa rencana pembabatan hutan yang dilakukan perusahaan dari Malaysia yang membuka lahan untuk perkebunan sawit.