Tak kurang dari 36.094 hektare luasan hutan adat Papua terancam dibabat untuk ditanam pohon sawit.
PT Indo Asiana Lestari (IAL), perusahaan bidang perhutanan ini bakal membabat hutan lebih dari setengah luas DKI Jakarta yang berada di hutan adat marga Woro—bagian dari Suku Awyu.
Kepedulian dan kecintaaan akan lingkungan hutannya yang dirusak, membuat puluhan mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) asal Papua melakukan aksi solidaritas.
Tergabung dalam organisasi Komunitas Mahasiswa Papua Sriwijaya (Kompas) menggelar aksi demo di depan gedung DPRD Kabupaten Ogan Ilir, Senin (24/6).
Dukungan solidaritas ini juga ikut digaungkan oleh beberapa mahasiswa BEM Unsri dan beberapa organisasi kemahasiswaan lainnya.
BACA JUGA:Buaya 4 Meter Resahkan Warga Ditangkap
BACA JUGA:Hadapi Polandia, Prancis Bidik Juara Grup
Ketua Kompas Sumsel, Tipran Yikwa menyampaikan dalam orasinya, masyarakat Suku Awyu dan Suku Moi hutannya dibabat habis PT IAL.
Pihaknya menuntut agar pemerintah mencabut izin PT IAL yang bergerak di bidang perkebunan sawit dan beroperasi di Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan.
"Hari ini kami hadir untuk menyuarakan suara rakyat. Suku Awyu dan Suku Moi telah berjuang mempertahankan hutan adatnya, tapi hingga saat ini tidak didengar oleh para penguasa, bahkan Mahkamah Agung.
"Lantas bagaimana masyarakat adat dapat hidup kalau hutannya di rebut. Kalau mereka digusur mereka mau kemana," ungkap Tipran.
PT Indo Asiana Lestari adalah milik dua perusahaan asal Malaysia, pemilik mayoritasnya yaitu Mandala Resources. Mandala Resources disebut sebagai perusahaan cangkang yang terdaftar di kota Kinabalu Malaysia.
BACA JUGA:Jerman vs Swiss : 1-1
BACA JUGA:Gotong Royong Siapkan Lahan Bangun Pesantren
Sedangkan penanggung jawab PT Indo Asiana Lestari adalah Muh. Yabub Abbas, ia sekaligus menduduki jabatan sebagai Direktur.