Meningkatkan Suasana Hati
Daun kratom sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk membantu pemulihan orang yang kecanduan opioid. Kandungannya dapat menurunkan kadar kortikosteron, yang jika berlebihan sering dikaitkan dengan depresi. Hal ini membuat kratom berpotensi sebagai antidepresan alami, meski penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
BACA JUGA:Segudang Manfaat Daun Sendok bagi Tubuh
BACA JUGA:Daun Pakel, Aromatik yang Kaya Manfaat untuk Kesehatan
Bisa Dikonsumsi dengan Berbagai Cara
Daun kratom dapat dimanfaatkan dengan mengunyah langsung, digerus, diasapi, atau diseduh menjadi teh. Saat ini, kratom juga tersedia dalam bentuk suplemen bubuk maupun kapsul.
Memiliki Risiko Efek Samping
Pada dosis rendah, kratom jarang menimbulkan masalah. Namun, dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping, seperti mual, sembelit, gatal, pusing, mulut kering, hingga halusinasi. Dalam jangka panjang, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan masalah kesehatan serius, misalnya kerusakan hati, penurunan berat badan drastis, anoreksia, serta perubahan warna kulit wajah.
Menimbulkan Gejala Penarikan
Penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan ketergantungan. Gejala yang muncul meliputi agitasi, nyeri otot dan tulang, kesulitan bekerja, hingga gerakan anggota tubuh yang tak terkendali.
Berpotensi Menimbulkan Efek Memabukkan
Kandungan mitragynine dalam kratom dapat memengaruhi otak dan sistem saraf. Pada dosis kecil, efeknya mirip kafein yang memberi energi dan memperbaiki mood. Namun, dalam dosis tinggi, kratom bisa menimbulkan euforia, rasa rileks, serta efek psikoaktif mirip opioid, yang pada akhirnya berpotensi menyebabkan ketergantungan.
BACA JUGA:Manfaat Daun Afrika untuk Kolesterol, Gula Darah, hingga Jantung
BACA JUGA:5 Olahan Daun Kelor yang Lezat dan Sehat, Bukan Cuma untuk Pengobatan Mistis!
Itulah berbagai fakta mengenai daun kratom. Meski sudah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di Asia Tenggara, penggunaannya tetap harus berhati-hati karena manfaat dan risikonya berjalan beriringan.