Singapura Bisa Terhindar dari Tarif AS yang Tinggi, Ekspor Ini yang Menyelematkannya !

Di tengah lonjakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap negara-negara Asia, Singapura berhasil menjadi salah satu negara yang paling sedikit terdampak. -Foto: Foto: Unsplash-Gus munir
OKU EKSPRES - Di tengah lonjakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap negara-negara Asia, Singapura berhasil menjadi salah satu negara yang paling sedikit terdampak.
Sementara negara lain harus menghadapi tarif tambahan hingga 40%, Singapura hanya dikenai tarif dasar sebesar 10%.
Alasan di balik keringanan ini terletak pada kebutuhan AS akan ekspor produk unggulan Singapura, khususnya di sektor farmasi, menurut laporan dari ING Think.
Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan tarif dasar 10% untuk seluruh impor, namun banyak negara Asia yang menghadapi tambahan tarif berdasarkan jenis produk ekspor mereka.
BACA JUGA:Tiga Strategi Jitu Presiden Prabowo Menghadapi Tantangan Ekonomi Global Termasuk Tarif Impor AS
BACA JUGA:Jay Idzes Dekat dengan Inter Milan, Siap Gantikan Acerbi di Lini Pertahanan
Singapura menjadi pengecualian, karena negara ini tidak dikenakan tarif tambahan, menjadikannya salah satu dari sedikit negara yang hanya terkena tarif dasar.
Keberhasilan ini dipengaruhi oleh struktur ekspor Singapura yang didominasi produk bernilai tinggi seperti farmasi, elektronik, dan bahan kimia, yang tidak tergolong barang padat karya seperti tekstil atau alas kaki yang dikenakan tarif lebih tinggi.
Salah satu faktor utama yang menyelamatkan Singapura adalah sektor farmasi. Produk-produk farmasi menyumbang sekitar 0,3% dari PDB Singapura dan memiliki peran strategis dalam perdagangan global.
AS sangat bergantung pada impor farmasi dari negara mitra, dan Singapura adalah salah satu pemasok penting dalam rantai pasok ini.
BACA JUGA:Tanaman Hias Ini Bantu Tidur Lebih Nyenyak, Cocok Ditaruh di Kamar!
BACA JUGA:8 Minuman Ini Bisa Gagalkan Dietmu, Nomor 3 Sering Diabaikan
Dengan membebaskan produk farmasi dari tarif, AS secara tidak langsung mengakui ketergantungannya terhadap produk unggulan Singapura—sebuah keuntungan yang mempertahankan daya saing ekspor Singapura.
Selain sektor unggulan, posisi neraca perdagangan Singapura dengan AS juga berperan besar dalam keputusan tarif.