Singapura Bisa Terhindar dari Tarif AS yang Tinggi, Ekspor Ini yang Menyelematkannya !

Di tengah lonjakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap negara-negara Asia, Singapura berhasil menjadi salah satu negara yang paling sedikit terdampak. -Foto: Foto: Unsplash-Gus munir

Singapura mengalami defisit perdagangan dengan AS, yang berarti AS lebih banyak mengekspor barang ke Singapura ketimbang sebaliknya.

Hal ini membuat Singapura dianggap "tidak berbahaya" bagi kepentingan industri domestik AS, sehingga tarif tinggi tidak diperlukan.

BACA JUGA:Tanaman Hias Ini Bantu Tidur Lebih Nyenyak, Cocok Ditaruh di Kamar!

BACA JUGA:8 Minuman Ini Bisa Gagalkan Dietmu, Nomor 3 Sering Diabaikan

Meskipun aman dari tarif tinggi langsung, Singapura tetap menghadapi tantangan dari dampak tidak langsung.

Seperti pelemahan permintaan global, gangguan rantai pasok, dan perlambatan ekonomi di mitra dagang utama seperti China dan negara ASEAN lainnya, yang dapat memengaruhi kinerja ekspornya.

Sebagai ekonomi terbuka yang sangat bergantung pada perdagangan, Singapura sangat rentan terhadap perubahan kebijakan proteksionis global, termasuk yang berasal dari AS.

Keberhasilan Singapura dalam menghindari tarif tinggi ini menunjukkan betapa pentingnya strategi ekspor berbasis nilai tinggi serta hubungan perdagangan yang saling menguntungkan.

BACA JUGA:10 Model Rambut Pendek yang Bikin Wajah Bulat Tampak Lebih Tirus

BACA JUGA:Rahasia Menyimpan Tomat agar Awet dan Tidak Mudah Busuk

Di saat negara-negara Asia lainnya menghadapi tekanan akibat ekspor padat karya, Singapura justru mendapatkan manfaat dari industrialisasi berbasis inovasi dan teknologi. 

Dengan fokus pada sektor bernilai tambah tinggi, Singapura tidak hanya menjaga daya saingnya, tetapi juga memposisikan diri sebagai mitra dagang yang sangat penting—bahkan di tengah kebijakan proteksionis. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan