Mengenal Anemia Sel Sabit, Lebih dari Sekadar Kurang Darah

Ilustrasi Anemia Sel Sabit -ukwms-
OKU EKSPRES COM- Banyak orang mengenal anemia sebagai kondisi kekurangan darah, namun tidak semua tahu tentang anemia sel sabit, salah satu bentuk anemia yang bersifat turunan.
Pada kondisi normal, sel darah merah berbentuk bundar dan lentur sehingga mudah melewati pembuluh darah. Berbeda dengan itu, penderita anemia sel sabit memiliki sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit yang kaku dan lengket.
Bentuk abnormal ini membuat sel darah merah sulit bergerak, mudah menempel di pembuluh darah kecil, dan rentan pecah. Akibatnya, suplai oksigen ke jaringan tubuh berkurang, memicu berbagai masalah kesehatan.
Fakta Penting Tentang Anemia Sel Sabit
Penyakit Turunan, Bukan Menular
Anemia sel sabit terjadi karena mutasi gen yang diwariskan dari kedua orang tua. Jika hanya satu pihak yang membawa gen tersebut, anak akan menjadi pembawa (carrier) tanpa gejala. Penyakit ini tidak bisa menular melalui kontak fisik atau udara.
BACA JUGA:Penyakit Langka Anemia Aplastik dan Tanda-Tandanya
BACA JUGA:Cara Mengatasi Anemia Defisiensi Besi pada Remaja
Bisa Diketahui Sejak Dini
Pemeriksaan gen pada sampel air ketuban dapat mendeteksi anemia sel sabit sejak bayi masih dalam kandungan. Setelah lahir, tes skrining bayi baru lahir juga dapat mengidentifikasinya, sehingga perawatan dapat dilakukan lebih cepat untuk mencegah komplikasi.
Anak Lebih Berisiko Stroke
Anak dengan anemia sel sabit memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena stroke dibandingkan anak sehat. Pemeriksaan ultrasonografi otak membantu mengidentifikasi risiko tersebut, sehingga langkah pencegahan bisa segera diambil.
Gejala Muncul Sejak Bayi
Walaupun kondisi ini sudah ada sejak lahir, gejala biasanya mulai tampak pada usia 4–6 bulan. Beberapa tanda yang umum antara lain: pucat, pusing, jantung berdebar, kelelahan, pembengkakan tangan atau kaki, penyakit kuning, pertumbuhan terhambat, pembesaran limpa, hingga nyeri pada dada, perut, atau sendi.