Benarkah Hipertensi Bisa Picu Ginjal Polikistik? Ini Penjelasannya

Ilustrasi Hipertensi Bisa Picu Ginjal Polikistik -kpcdi-

OKU EKSPRES COM- Ada berbagai penyakit yang dapat memengaruhi fungsi ginjal, salah satunya adalah penyakit ginjal polikistik. Kondisi ini merupakan kelainan genetik yang ditandai dengan munculnya banyak kista berisi cairan di dalam ginjal. Seiring waktu, kista tersebut bisa membuat ukuran ginjal membesar dan perlahan menurunkan fungsinya.

Kista sendiri memang bukan kanker, namun pertumbuhannya yang membesar dapat merusak jaringan ginjal. Menariknya, tekanan darah tinggi atau hipertensi juga diketahui berhubungan erat dengan munculnya penyakit ginjal polikistik. Bagaimana kaitannya? Simak penjelasannya berikut ini.

Mengapa Hipertensi Bisa Memicu Ginjal Polikistik?

Faktanya, hipertensi justru sering dialami oleh pengidap autosomal dominant polycystic kidney disease (ADPKD). Diperkirakan, sekitar 50–70 persen orang dewasa dengan ADPKD sudah mengalami tekanan darah tinggi bahkan sebelum gejala penyakit ginjalnya muncul.

Usia rata-rata pengidap ADPKD yang terdiagnosis hipertensi biasanya sekitar 30 tahun, meskipun kondisi ini juga dapat berkembang sejak masa kanak-kanak.

BACA JUGA:Siapa Saja yang Paling Mudah Mengalami Hipertensi? Kenali Faktornya!

BACA JUGA:Berbagai Penyakit Serius Akibat Hipertensi yang Sering Diabaikan

Hipertensi kerap menjadi tanda awal adanya penyakit ginjal polikistik, bahkan saat fungsi ginjal masih terbilang normal. Jika tidak dikontrol, tekanan darah tinggi justru dapat mempercepat perkembangan ginjal polikistik, yang berarti kerusakan fungsi ginjal juga dapat terjadi lebih cepat. Oleh sebab itu, penting sekali rutin memeriksa tekanan darah dan disiplin mengonsumsi obat hipertensi jika diperlukan.

Gejala dan Cara Deteksi ADPKD

Pada beberapa kasus, anak-anak bisa saja memiliki ADPKD tetapi tidak menyadari gejalanya hingga usia dewasa, biasanya antara usia 30–50 tahun. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain nyeri pada punggung atau pinggang, sakit kepala, hingga munculnya darah dalam urine.

Untuk memastikan diagnosis ADPKD, dokter biasanya akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan, seperti:

Tes pencitraan (USG, CT scan, atau MRI) untuk mendeteksi kista pada ginjal.

BACA JUGA:Hipertensi Emergensi: Bahaya Tekanan Darah Tinggi yang Sering Diremehkan

BACA JUGA:Jangan Salah! Ini Tipe-Tipe Hipertensi dan Penyebabnya

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan