Meski populer sebagai olahraga sehat, berenang dapat menjadi risiko bagi penderita jantung.
Saat berada di dalam air, aliran darah menuju jantung meningkat sehingga kerja jantung menjadi lebih berat.
Hal ini bisa memberikan rasa aman palsu, padahal jantung sedang dipaksa bekerja lebih keras.
4. Latihan isometrik
Gerakan statis seperti plank termasuk latihan isometrik. Aktivitas ini membuat otot berkontraksi tanpa pergerakan tubuh.
Sayangnya, latihan ini dapat meningkatkan tekanan darah secara signifikan, sehingga tidak disarankan bagi orang dengan masalah jantung.
BACA JUGA:Manfaat Kopi Sebelum Berolahraga
BACA JUGA:Olahraga padel terus menunjukkan geliatnya di Indonesia
5. Lari intensitas tinggi
Berlari dengan kecepatan sedang masih relatif aman, tetapi olahraga dengan intensitas tinggi atau jarak jauh berisiko menimbulkan penebalan dinding jantung, jaringan parut, bahkan gangguan irama jantung. Sebaiknya pilih lari santai atau kardio ringan sesuai rekomendasi dokter.
6. Aktivitas berat sehari-hari
Bukan hanya olahraga, aktivitas harian seperti mendorong mobil, menyekop pasir, atau mengangkat benda berat juga bisa membebani jantung.
Setelah keluar dari rumah sakit, penderita jantung perlu ekstra hati-hati agar tidak memberi tekanan berlebih pada tubuh.
7. Latihan interval intensitas tinggi (HIIT)
HIIT dikenal efektif untuk menurunkan berat badan, tetapi intensitasnya terlalu berat untuk penderita penyakit jantung koroner atau gangguan jantung lain.
BACA JUGA:7 Jenis Olahraga Efektif untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi dengan Cepat