Kura Israel

Sabtu 21 Jun 2025 - 20:05 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Intinya dunia meyakini Israel punya senjata nuklir. Amerika juga tahu itu tapi ia jadi kura-kura dalam perahu.

Anda sudah tahu peristiwa ini: tahun 1986. Yakni saat pekerja proyek nuklir Israel membocorkan rahasia ke harian Sunday Times Inggris. Sampai ke data dan gambar-gambarnya.

Si pembocor, Mordechai Vanunu, dalam.bahaya. Vanunu diculik oleh agen rahasia Israel. Ia dibawa ke Israel. Dimasukkan penjara.

BACA JUGA:Dahlan Iskan Harap Disway Group Bisa Jadi “Agama Baru”, Menpora Minta Dukung Program Olahraga dan Kepemudaan

BACA JUGA:Disway Gratis

Vanunu orang Yahudi kelahiran Maroko. Ia orang fisika. Agamanya Kristen. Ia merasa terpanggil untuk menyuarakan kemanusiaan. Caranya: membocorkan pembangunan senjata pemusnah masal di Dimona, sebuah gurun di Israel.

Vanunu akhirnya bebas dari penjara di tahun 2004. Yakni setelah ia menjalani hukuman 18 tahun. Setelah bebas ia tidak bisa meninggalkan Israel. Ia dianggap pengkhianat oleh Israel meski pun dianggap pahlawan kemanusiaan oleh gerakan anti nuklir dunia.

Dari pengakuannya itu dunia yakin Israel punya senjata nuklir.

Vanunu lelaki biasa. Ia berhasil dipancing oleh intelijen Israel dengan umpan wanita. Vanunu pun terbang dari Inggris ke Roma, Italia. Di Roma ia dijerat intelijen. Kebebasannya berakhir di tangan wanita.

BACA JUGA:Jadi Korban Begal Payudara Pada Malam Hari

BACA JUGA:Usut Dugaan Korupsi PMI Kejari Muara Enim Panggil 72 Penyedia

Saya belakangan sulit menghubungi beberapa kenalan di Iran. Sebenarnya saya punya nomor kontak beberapa mahasiswa kita di sana. Semua tidak bisa dihubungi.

"Di Iran tidak ada lagi yang berani pakai WA. Mereka yakin peledak Israel bisa dikirim lewat telekomunikasi seperti HP," ujar sahabat Disway di Bangil yang juga akrab dengan mereka.

Di Bangil ada pesantren yang sering kirim alumni ke Iran. Utamanya ke kota suci Qom. Mereka kuliah di pusat spiritual ajaran syiah di Iran itu.

Saya pernah pakai Telegram tapi sudah lama tidak aktif. Sudah mati. Yakni sejak tidak pernah lagi ke Kamboja. Saat sering ke Kamboja dulu saya harus pakai Telegram --semua orang di sana pakai Telegram, bukan WA.

BACA JUGA:Nasabah Gugat Bank Mega ke PN Palembang, Uang Deposito Rp 1,8 M Raib

Kategori :