Museum Situs Gua Harimau Diresmikan, Jadi Museum Termodern dan Terbesar ke Dua di Indonesia

Menteri Kebudayaan RI, Dr. Fadli Zon, S.S., M.Sc didampingi Bupati OKU, H. Teddy Meilwansyah, S.STP, MM, M.Pd meresmikan Museum Situs Gua Harimau. -Dok. Kemenbud-

Sementara, Fadli Zon menegaskan bahwa Gua Harimau merupakan salah satu situs arkeologi paling penting di Indonesia. 

Temuan-temuan dari situs ini, katanya, memberikan pemahaman baru mengenai sejarah awal manusia modern di Nusantara.

BACA JUGA:Museum Seni AI Pertama di Dunia Siap Dibuka pada 2025

BACA JUGA:Dubai Hadirkan Surga Permen, Museum Unik yang Wajib Dikunjungi

“Gua Harimau menyimpan banyak penemuan menarik yang akan terus kita gali lebih dalam. Di Pulau Sumatera belum ditemukan Homo erectus, melainkan Homo sapiens atau manusia modern seperti yang ditemukan di situs ini. Adapun Homo erectus ditemukan di Pulau Jawa dan Homo floresiensis di Nusa Tenggara Timur,” jelas Fadli.

Ia menambahkan, Gua Harimau telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional, dan pembangunan museumnya telah dimulai sejak 2015 sebagai bagian dari upaya pengembangan hasil penelitian arkeologi di kawasan tersebut.

“Di negara-negara maju, museum memiliki posisi yang sangat terhormat karena menjadi etalase budaya dan peradaban suatu bangsa. Museum adalah simbol kemajuan dan tingkat keberadaban masyarakat,” ujarnya.

Fadli Zon juga berharap museum ini tak hanya berfungsi sebagai pusat edukasi, tetapi mampu memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar.

BACA JUGA:Museum SMB II Wisata Budaya Sejak Lampau

BACA JUGA:Banksy Ubah Pos Polisi di London Jadi Akuarium Piranha, Akan Dipamerkan di Museum

“Yang terpenting, warisan budaya dan situs yang ada harus dapat dikembangkan menjadi bagian dari ekonomi budaya, bahkan menjadi industri budaya yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Ia kemudian menekankan pentingnya keberlanjutan pelestarian situs prasejarah tersebut. 

“Situs ini perlu dijaga agar menjadi ekosistem kebudayaan yang hidup dan terus berkembang. Diharapkan, museum ini dapat memicu aktivitas kebudayaan dan membangun ekosistem budaya yang kuat di wilayah Ogan Komering Ulu,” katanya.

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, turut mengapresiasi kerja sama berbagai pihak dalam pelestarian situs ini. 

BACA JUGA:Atap Museum Jebol Sejak 2023, Hingga Kini Belum Diperbaiki

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan