Kenakan Kain Songket Bidak, Bupati Enos dan dr. Sheila Tampil Memesona di Sriwijaya Expo

Ia berharap generasi muda dapat mengenal, mencintai, dan menggunakan kain songket dalam kehidupan sehari-hari.

“Songket tidak harus terbatas pada acara adat atau seremoni resmi. Akan sangat baik bila ada hari khusus di mana kita mengenakan songket di sekolah maupun di tempat kerja. Ini bisa menjadi langkah nyata dalam pelestarian budaya,” tambahnya.

BACA JUGA:Beri Pelatihan Pemanfaatan Kain Perca

BACA JUGA:Kenakan Kain Kawai Kanduk Kajari OKU Selatan Ikut Lomba Fashion Show

Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, menyebut kegiatan Swarna Songket Nusantara sebagai momentum bersejarah, khususnya bagi para pengrajin kain tradisional.

“Ini menjadi prasasti berharga bagi masyarakat Sumsel, terutama para pengrajin songket,” tuturnya.

Kecintaan Gubernur Herman Deru terhadap budaya lokal telah terwujud dalam kebijakan nyata sejak lima tahun terakhir. 

Bersama DPRD, ia mendorong lahirnya Peraturan Daerah yang mewajibkan penggunaan motif songket sebagai ornamen di berbagai bangunan kantor dan gedung di wilayah Sumsel—sebuah langkah konkret untuk mengintegrasikan budaya ke dalam arsitektur modern.

BACA JUGA:Dekranasda OKU Selatan Gencar Promosikan Kain Kawai Kanduk

BACA JUGA:Pakaian Khas Kabupaten OKU Selatan, Kain Kawai Kanduk Resmi Dipatenkan

Di pameran ini, Kabupaten OKU Timur juga menghadirkan stan yang menampilkan berbagai produk unggulan lokal, seperti kain bidak, angkinan, ecoprint, jumputan, serta beragam kerajinan berbahan dasar bambu, purun, dan batok kelapa. 

Semuanya mencerminkan kekayaan seni dan kreativitas masyarakat setempat.

Melalui ajang Sriwijaya Expo 2025, OKU Timur menunjukkan peran aktif dalam pelestarian budaya dan penguatan sektor ekonomi kreatif. Komitmen Bupati Enos dan dr. Sheila menjadi contoh nyata bahwa pelestarian budaya dapat dilakukan dengan cara yang inovatif, membumi, dan penuh inspirasi.