Target Zero Stunting

Prabumulih terus menunjukkan komitmennya dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya. Bahkan, Pemkot Prabumulih juga menargetkan program zero stunting pada tahun 2027. -Istimewa-
SUMSEL - OKU EKSPRES COM- Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih terus menunjukkan komitmennya dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya. Bahkan, Pemkot Prabumulih juga menargetkan program zero stunting pada tahun 2027.
Target itu ditegaskan oleh Sekretaris Daerah Kota Prabumulih, H Elman ST MM dalam acara pertemuan koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten/kota di auditorium Fave Hotel Prabumulih, belum lama ini.
Wali Kota Prabumulih menargetkan nol kasus stunting di tahun 2027, artinya kita ingin Prabumulih bebas dari kasus stunting sepenuhnya, ujar Elman kepada wartawan.
Data terbaru menunjukkan bahwa angka kasus stunting di Kota Prabumulih terus mengalami penurunan. Saat ini, jumlah penderita stunting hanya tinggal 41 kasus atau sekitar 9,3 persen dari total populasi balita. Angka ini lebih rendah dari rata-rata nasional yang masih berada di kisaran 14 persen.
BACA JUGA:Belasan Pegawai RS Ar Bunda Disanksi Usai Tolak Layani Anak Wali Kota Prabumulih
BACA JUGA:ASN RSUD Prabumulih Menghilang Tanpa Jejak Sejak Desember 2024
Alhamdulillah, tahun ini Prabumulih hanya mencatat 41 kasus stunting. Ini jauh menurun dibanding tahun sebelumnya, dan jauh di bawah angka nasional. Kami optimis target zero stunting bisa tercapai di tahun 2027, lanjut Elman.
Untuk mencapai target tersebut, Pemkot Prabumulih tidak bekerja sendiri. Pemerintah menerapkan pendekatan kolaboratif melalui gotong royong yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari warga, RT, RW, lurah, kades, camat hingga Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Menurut Elman, penanganan stunting tidak bisa hanya menjadi tugas satu dinas saja, melainkan tanggung jawab bersama. Ini yang saya tekankan dalam pertemuan tadi dengan perwakilan provinsi. Seluruh komponen harus terlibat aktif dalam penanggulangan stunting, tegasnya.
Pemerintah Kota Prabumulih tidak hanya fokus pada balita penderita stunting saja, tetapi juga menyasar faktor-faktor penyebabnya. Kondisi lingkungan, pola makan anak, tingkat ekonomi keluarga, serta pekerjaan orang tua menjadi perhatian serius. Pemerintah juga melakukan pengawasan ketat terhadap ibu hamil hingga masa kelahiran anak untuk mencegah stunting sejak dini.
BACA JUGA:Dugaan Korupsi Dana Hibah PMI Prabumulih Kian Menguat
BACA JUGA:193 Calon Haji Prabumulih Diberangkat ke Tanah Suci 22 Mei 2025
Upaya penanggulangan stunting ini menyeluruh. Mulai dari kebersihan lingkungan, ekonomi keluarga, sampai bagaimana pola asuh dan gizi anak. Jadi bukan hanya anak yang sudah stunting yang diperhatikan, tapi juga anak-anak yang berisiko, jelas Elman.