MUARA ENIM, Ribuan warga Kabupaten Muara Enim tumpah ruah memadati pinggir jalan kota Muara Enim menyaksikan Karnaval Budaya dan Mobil Hias yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim dalam memeriahkan HUT ke-78 Kabupaten Muara Enim, Kamis (21/11).
Kegiatan menampilkan beragam tradisi-tradisi lokal seperti tradisi ngarak pengantin yang ditampil peserta dari seluruh Kecamatan di Kabupaten Muara Enim.
Kabupaten ini punya banyak tradisi ngarak pengantin yang memiliki makna filosofis di masyarakat. Seperti Ngarak pengantin di Desa Sungai Rotan.
Pj Bupati Muara Enim, H. Henky Putrawan SPt MSi MM didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muara Enim, Drs Rusdi Hairullah MSi mengatakan digelarnya karnaval budaya dalam memeriah HUT Kabupaten Muara Enim Ke-78.
BACA JUGA:Butuh Penataan sejak Awal
BACA JUGA:Jalan Penghubung Dua Kabupaten Berlumpur
"Pada kegiatan ini dapat memperkenalkan kembali dan melestarikan tradisi-tradisi lokal khususnya tradisi ngarak pengantin ataupun tradisi pernikahan di Kabupaten Muara Enim," ujarnya.
Menurutnya, Kabupaten Muara Enim memiliki banyak tradisi disetiap Kecamatannya, paling terkenal adal tradisi ngarak pengantin atau tradisi serah-serahan pernikahan yang disebut Ngantat Rete.
Tradisi ini dilakukan untuk memberitahu masyarakat bahwa pengantin sudah menikah, dan untuk mengumpulkan masyarakat untuk mengantarkan pengantin ke rumah pengantin laki-laki.
Tradisi ini juga diiringi dengan tanjidor, pliman, beras kuning dan permen, embin atau kain panjang, payung pengantin, dan barang turunan.
BACA JUGA:Dukung Ketahanan Pangan, Tanam Pangan Bergizi
BACA JUGA:Matangkan Persiapan, Lakukan Simulasi Pelaksanaan Pilkada
"Oleh karenanya karnaval budaya ini kedepan akan didorong menjadi atraksi wisata tahunan di Kabupaten Muara Enim karena menampilkan ragam budaya di setiap kecamatan di Kabupaten Muara Enim," bebernya.
Kemudian tradisi Tandu ngarak pengantin di Semende Darat Tengah. Tradisi ini dilakukan dengan mengarak pengantin keliling desa menggunakan tandu yang terbuat dari bambu dan dihiasi kain.
Selain festival menampilkan tradisi ngarak pengantin, peserta festival juga ada menampilkan tradisi pernikahan lainnya, seperti Ngantat Rete, yang ditandai dengan penyerahan berbagai barang sebagai simbol kepercayaan.