Lelaki Tampon

Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat Kamala Harris dan Cawapres Tim Walz saat kampanye di United Auto Workers Local 900 pada 8 Agustus 2024 di Wayne , Michigan, 8 Agustus 2024.-Andrew Harnik. -Foto: Getty Images-AFP-Gus munir

DEI here'' adalah julukan untuk merendahkan orang. Orang itu sebenarnya tidak berkualitas tapi terpaksa direkrut sebagai penggenap.

Misalnya seorang wanita diangkat jadi caleg sebuah partai di Indonesia. Bukan karena prestasi melainkan agar unsur wanita mencapai 25 persen.

Orang Amerika tahu: Kamala jelas bukan wanita penggenap. Ia memang wanita kulit hitam. Ayahnya asal Jamaica hitam. Ibunya dari Chennai, India hitam. Tapi dia jadi orang penting bukan sebagai genap-genap. Dia ikut persaingan bebas sejak tingkat jaksa di tingkat kota. Lalu bersaing bebas untuk menjadi jaksa agung California. Dia jadi jaksa –lalu jadi jaksa agung– bukan karena diangkat atasan. Dia berjuang sendiri lewat prestasi untuk bisa dipilih rakyat. Pun ketika Kamala menjadi anggota DPR: bukan karena dapat rekom partai.

BACA JUGA:Terjebak Inflasi Gaya Hidup, Bagaimana Mengatasi dan Pulih dari Kenaikan Pengeluaran yang Tidak Terkendali

BACA JUGA:KUR BRI 2024 Tabel Pinjaman Hingga Rp100 Juta dengan Suku Bunga Super Mikro 3%

Boleh dikata simpati pada Kamala justru bertambah-tambah. Inilah yang disebut sebagai masa bulan madu. Inilah masa orang masih senang-senangnya pada Kamala. Orang belum sempat melihat sisi-sisi buruk dari Kamala.

Masa bulan madu itu bisa pendek, bisa panjang. Sependek-pendeknya tetap baik bagi Kamala: Pilpresnya tidak lama lagi. Pilpres itu rasanya masih di masa ketika bulan madu belum berakhir.

Apalagi bulan madu itu seperti dapat tambahan siraman madu Sumbawa. Cawapres yang digandeng Kamala, menambah simpati pada pasangan ini. Kamala memilih Timothy James Walz sebagai cawapres. Ia gubernur Minnesota dua periode. Umur 60 tahun. Dari keluarga guru. Juga dari pedesaan pertanian.

Guru, petani, militer suka pada Walz. Walz adalah ketua veteran. Lihatlah pidatonya. Sangat menggiurkan.

BACA JUGA:KPK Panggil Ulang Ketua DPRD Maluku Utara, Terkait Dugaan Pencucian Uang Eks Gubernur

BACA JUGA:Banjir dan Tanah Longsor Melanda Balikpapan

Walz sekaligus mengecoh Trump. Ketika Trump memilih JD Vance sebagai cawapres sebenarnya orang ini dipilih untuk menghantam kelemaham Biden yang sudah renta. Sekaligus menutup kelemahan diri Trump sendiri. Vance berumur 40 tahun.

Ternyata yang dihadapi Trump adalah Kamala. Yang baru berumur 59 tahun. Maka Vance seperti tidak relevan lagi.

Vance pun harus cari kelemahan Walz. Ditemukan. Walz pun diberi gelar yang dianggap memalukan: ''Lelaki Tampon''.

Berhasil?

Tag
Share