Mengenal Perbedaan Pleuritis dan Pleuritis TB: Dua Gangguan Serupa dengan Penyebab Berbeda

Reporter: Gus Munir |

Editor: Eris Munandar |

Minggu , 10 Aug 2025 - 14:59

Ilustrasi Perbedaan Pleuritis dan Pleuritis TB -alodokter-

mengenal perbedaan pleuritis dan pleuritis tb: dua gangguan serupa dengan penyebab berbeda                            oku ekspres com- paru-paru merupakan organ vital yang memiliki peran penting dalam sistem pernapasan. namun, seperti organ lainnya, paru-paru tidak lepas dari risiko gangguan, salah satunya adalah peradangan pada pleura. dua kondisi yang berkaitan dengan hal ini adalah pleuritis dan pleuritis tb. keduanya memiliki gejala yang mirip, namun penyebab dan karakteristiknya berbeda. mari kita bahas satu per satu.
apa itu pleuritis?
pleuritis atau radang selaput paru terjadi ketika pleura—lapisan ganda yang membungkus paru-paru dan menempel pada dinding dada—mengalami peradangan. biasanya, cairan tipis di antara kedua lapisan ini membantu mengurangi gesekan saat bernapas. namun, jika terjadi peradangan, cairan menjadi lebih lengket dan lapisan pleura menjadi kasar, sehingga menimbulkan nyeri saat bernapas, batuk, atau bergerak.
gejala umum pleuritis antara lain:
nyeri di salah satu sisi dada
rasa sakit menjalar ke bahu atau punggung
batuk kering
napas pendek atau sesak
demam
pusing, mual, atau berkeringat
nyeri pada otot dan sendi
baca juga:infeksi paru-paru saat kecil bisa picu bronkiektasis di usia dewasa, ini penjelasannya!
baca juga:waspadai flek paru-paru! ini deretan faktor risiko yang harus diketahui
rasa nyeri biasanya memburuk saat bernapas dalam, bersin, batuk, atau bergerak.
penyebab umum pleuritis
pleuritis seringkali disebabkan oleh infeksi virus, seperti:
influenza, penyebab flu
parainfluenza, pemicu croup pada anak-anak
epstein-barr, penyebab demam kelenjar
cytomegalovirus (cmv), yang dapat menular melalui cairan tubuh
selain virus, bakteri juga dapat menjadi penyebab, seperti:
streptococcus, penyebab pneumonia atau infeksi kulit
staphylococcus, yang biasa ditemukan pada kasus keracunan makanan dan infeksi kulit
faktor lain yang juga berperan meliputi:
baca juga:makanan ini ternyata punya peran besar agar paru-paru sehat
baca juga:jaga paru-paru tetap sehat: tips sederhana agar napas lega setiap hari
gangguan sistem imun, seperti hiv/aids
penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis
kanker paru-paru, mesothelioma, atau anemia sel sabit
emboli paru atau gumpalan darah di paru-paru
infeksi jamur/parasit
efek samping kemoterapi atau radioterapi
cedera dada akibat benturan
apa itu pleuritis tb?
pleuritis tb adalah salah satu bentuk tuberkulosis luar paru yang menyerang pleura. kondisi ini terjadi ketika bakteri mycobacterium tuberculosis menyebabkan peradangan pada lapisan pleura dan menimbulkan efusi (penumpukan cairan).
tb sendiri adalah penyakit menular yang menyerang jaringan tubuh, terutama paru-paru, namun bisa menyebar ke organ lain seperti tulang, sistem saraf pusat, hingga jantung.
baca juga:paru-paru lebih bersih setelah berhenti merokok? ini cara mempercepat pemulihannya!
baca juga:makanan sehat untuk sistem pernapasan paru-paru
sering kali, infeksi tb bersifat laten, artinya bakteri berada dalam tubuh namun belum menimbulkan gejala. namun, ketika sistem kekebalan tubuh melemah—seperti pada pengidap hiv, kanker, atau pasien kemoterapi—infeksi bisa menjadi aktif dan berkembang cepat.
gejala pleuritis tb meliputi:
batuk kering yang tidak kunjung sembuh
nyeri dada yang tajam dan memburuk saat bernapas
demam, terutama di malam hari
berat badan menurun drastis
kelelahan dan sesak napas (tingkatnya bervariasi tergantung keparahan efusi)
meski memiliki gejala yang mirip, pleuritis dan pleuritis tb memiliki penyebab dan penanganan yang berbeda.
pleuritis umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri non-tb, sedangkan pleuritis tb merupakan bentuk komplikasi dari infeksi mycobacterium tuberculosis. 
baca juga:jenis pilihan pengobatan kanker paru-paru: harapan di tengah tantangan
baca juga:latihan pemulihan paru-paru pasca covid-19
diagnosis yang tepat sangat penting agar pengobatan dapat disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya. jika kamu mengalami gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.