Anemia Zat Besi pada Si Kecil: Kenali Gejala dan Langkah Penanganannya

OKU EKSPRES COM - Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh berada di bawah normal. Salah satu jenis anemia yang paling sering terjadi pada anak adalah anemia defisiensi zat besi, yaitu ketika tubuh kekurangan zat besi yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin.

Tanpa cukup hemoglobin, pasokan oksigen ke seluruh tubuh terganggu, sehingga fungsi organ tidak berjalan optimal.

Menurut American Family Physician, anemia defisiensi zat besi lebih sering dialami pada akhir masa bayi hingga awal masa kanak-kanak. Kekurangan zat besi dapat disebabkan oleh rendahnya asupan zat besi dari makanan ibu selama kehamilan atau kurangnya konsumsi makanan kaya zat besi saat anak mulai makan sendiri.

Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi pada Anak

Anak yang mengalami anemia jenis ini berisiko mengalami gangguan perkembangan kognitif, keterlambatan pertumbuhan, hingga penurunan daya tahan tubuh. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memengaruhi konsentrasi belajar dan prestasi akademik.

BACA JUGA:Rambut Rontok Bisa Jadi Tanda Anemia, Kenali Penyebab dan Solusinya

BACA JUGA:Mengenal Anemia pada Ibu Hamil dan Saat yang Tepat untuk Perawatan Intensif

Pada tahap awal, tubuh anak akan memanfaatkan cadangan zat besi yang ada, sehingga sel darah merah belum banyak berubah.

Namun, jika kekurangan terus berlangsung, produksi sel darah merah menurun dan timbullah anemia. Dalam kasus yang jarang, anak bahkan bisa mengalami pica, yaitu kebiasaan mengonsumsi benda non-makanan seperti debu, kapur, atau serpihan cat.

Selain anak-anak, remaja putri juga rentan mengalami kondisi ini, terutama akibat kehilangan darah saat menstruasi.

Kelompok Anak yang Berisiko Tinggi

Beberapa kelompok anak yang memiliki risiko lebih besar terkena anemia defisiensi zat besi antara lain:

BACA JUGA:Mengungkap Bahaya Anemia Sel Sabit bagi Kesehatan Tubuh

BACA JUGA:Mengenal Anemia Sel Sabit, Lebih dari Sekadar Kurang Darah