Pertamax Oplos

Pertamax dan Pertalite memiliki pengaruh yang berbeda meskipun sama-sama diproduksi oleh Pertamina. -Foto:Pinterest-Gus munir

Saya memuji wartawan Liputan6 yang mewawancarai Ahok dengan sangat baik. Eksklusif. Anda lihat sendiri videonya.

Untuk membersihkan Pertamina harusnya Ahok, di video itu, jadi direktur utama. Bukan komisaris utama. Jabatan komut hanya seperti macan ompong. Tidak bisa memecat. Kalau bisa memecat sudah ia pecat semua.

"Tapi lebih baik jadi macan ompong dari pada macan sirkus," katanya di Liputan6 itu. Saya tidak bisa menebak siapa yang ia maksud dengan macan sirkus.

BACA JUGA:Manfaat Luar Biasa Telur bagi Kesehatan yang Perlu Diketahui

BACA JUGA:7 Manfaat Telur Ayam Kampung yang Jarang Diketahui, Baik untuk Kesehatan!

Maksudnya: jadi macam ompong masih bisa menyemprot dan memarahi mereka. Meskipun yang dimarahi biasanya hanya diam menunduk sepanjang rapat.

"Kalau saya yang jadi dirut satu hari bisa saya beresi," katanya.

Saya setuju dengan Ahok. Pertamina buka-bukaan saja. Toh uang hampir seribu triliun itu masuk ke perusahaan. Ups...bukan begitu. Pertamina beli bensin oplosan dengan harga Ron 92. Padahal yang diterima dari pedagang hanya Ron 90.

Berarti uang hampir Rp 1.000 triliun itu masuk ke penjual oplosan? Pertamina membeli dengan harga Ron 92 menjual dengan Ron 92. Tidak dapat apa-apa. Pertamina tertipu hampir seribu triliun. Kerugian negara.

BACA JUGA:Telur Bebek: Sumber Gizi Kaya Manfaat untuk Kesehatan

BACA JUGA:Segudang Manfaat Telur Puyuh, Si Kecil Penuh Gizi

Berarti seluruh karyawan Pertamina juga harus marah: perusahaanya ditipu hampir seribu triliun.

Mengapa bisa ditipu. Selama lima tahun. Senilai sampai hampir seribu triliun. Ahok saja tidak tahu. Apalagi karyawan biasa Pertamina.

Namun Ahok juga seperti agak meragukan tuduhan itu benar-benar terjadi. Jangan-jangan, ia bilang, latar belakangnya hanya ingin ganti pemain saja. "Kejagung kan menduga, boleh juga dong kita juga menduga," katanya.

Ahok akan dengan senang hati datang bila dipanggil Kejagung. Akan ia serahkan semua data yang ia miliki. "Asal dibuka untuk umum," katanya. "Saya dulu juga menunggu dipanggil DPR tapi gak dipanggil-panggil," katanya.

Tag
Share