Madinah Kabur

Ilustrasi kota Madinah-Photo: istimewa-Gus munir

Pertanyaan cucu saya sudah begini: hotel kita berapa blok dari gerbang 326 masjid Nabawi. Atau hotel dia berapa blok dari hotel kita. Untuk ke kafe kita harus berjalan berapa blok.

Kesimpulan saya: perubahan selera tidak bisa mendadak. Dari kumuh ke modern perlu transisi. Saya sendiri mengalami itu. Anda juga. Pun dari miskin ke kaya. Perlu lewat kelas menengah. Banyak orang yang sudah mulai kaya seleranya masih miskin --contohnya saya.

Kini Arab Saudi memasuki selera tinggi. Anda sudah tahu: Arab Saudi sudah cukup lama kaya. Tapi baru belakangan ini fasilitas umumnya world class.

BACA JUGA:Syahnaz Sadiqah Dampingi Suami Dilantik Jadi Bupati Bandung Barat

BACA JUGA:Kades Arsin dan Sekdes Ujang Jadi Tersangka Kasus Pagar Laut

Begitu pun Tiongkok. Untuk punya toilet-toilet modern seperti sekarang memerlukan tiga atau lima kali "revolusi toilet" --seleranya naik sedikit-sedikit selama 30 tahun terakhir.

Terminal bus di Saudi Arabia masih yang selera lama. Lebih jelek dari terminal bus kita. Di Makkah. Di Madinah. Di Riyadh.

Di Tabuk. Di Taif. Di Buraydah. Di Yanbu. Belum ada yang bagus. Padahal itu sudah terminal-terminal baru. Stasiun bus di Riyadh, misalnya, masih ruwet sejak dari akses menuju terminal itu. Bayangkan seperti apa yang lama.

Saya yakin terminal-terminal bus baru itu pun tidak akan berumur panjang. Seleranya akan terus dinaikkan. Apalagi sudah ada contoh terbaru: terminal kereta cepat. Di Jeddah.

BACA JUGA:Wamen ATR/BPN Ossy Resmikan Gedung Arsip Kantah Majalengka

BACA JUGA:Mantan Walikota Semarang Resmi jadi Tersangka Korupsi

Di Makkah. Di Madinah. Sudah langsung ikut selera tertinggi. Pun di kota-kota yang di belahan timur. Rupanya stasiun kereta dapat giliran lebih dulu dipermodern dibanding terminal bus.

Pembenahan selera itu juga belum sekaligus bisa terintegrasi dengan sistem ”linko”. Lokasi stasiun bus terbaru Madinah kelak memang akan ”berlinko” dengan stasiun kereta cepat. Tapi linko-nya masih terbatas. Tidak mungkin berlinko dengan bandara Madinah.

Yang di Jeddah sudah terlinko. Turun dari pesawat saya hanya perlu jalan kaki sedikit ke stasiun kereta cepat. Satu atap. Bandaranya baru. Stasiun keretanya baru.

Bandara baru Jeddah kini sudah seperti bukan bandara Arab Saudi. Sudah seperti di umumnya bandara internasional negara maju. Pelayanan paspornya sudah simpel. Loketnya banyak. Antrean pendek. Bahkan sudah mengalahkan bandara di Amerika Serikat.

Tag
Share