Mudah Emosi, Timnas Indonesia Raja Kartu

Reporter: Gus Munir |

Editor: Dedi Okes |

Rabu , 25 Dec 2024 - 20:40

Kapten Timnas Indonesia, Muhammad Ferarri diusir wasit setelah menyikut pemain Filipina pada laga terakhir Grup B Piala AFF 2024 di Stadion Manahan, Solo, pada Sabtu, 21 Desember 2024. -Foto:PSSI-Gus munir

JAKARTA - Hasil akhir Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 tidak hanya mengecewakan, tetapi juga mencemaskan.

Penampilan mereka memperlihatkan bahwa para pemain muda mudah terbawa emosi, yang sering berujung pada keputusan buruk di lapangan.

Dua pemain Indonesia mendapat kartu merah selama turnamen ini. Marselino Ferdinan diusir keluar lapangan saat laga melawan Laos, setelah menerima kartu kuning kedua akibat tekel keras.

Insiden itu membuat Timnas Indonesia harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-69.

Kartu merah lainnya didapat Muhammad Ferarri ketika menghadapi Filipina. Sebagai kapten tim dalam laga tersebut, Ferarri harus meninggalkan lapangan pada menit ke-42 karena pelanggaran serius.

Ferarri tertangkap kamera menyikut pemain Filipina saat menunggu lemparan ke dalam oleh Pratama Arhan.

Akibat insiden ini, Indonesia harus bermain dengan 10 orang di dua pertandingan yang sebenarnya melawan tim yang secara historis sering mereka kalahkan dengan mudah.

Sebelum kartu merah keluar, permainan Indonesia mulai menunjukkan peningkatan, namun momentum tersebut terhenti akibat berkurangnya jumlah pemain.

Secara keseluruhan, Timnas Indonesia mencatatkan diri sebagai tim dengan jumlah kartu terbanyak di Piala AFF 2024.

Mereka mengumpulkan 5 kartu kuning dan 2 kartu merah, sementara tim-tim lain maksimal hanya mengoleksi kartu kuning.

mudah emosi, timnas indonesia raja kartu                            jakarta - hasil akhir timnas indonesia di piala aff 2024 tidak hanya mengecewakan, tetapi juga mencemaskan. 
penampilan mereka memperlihatkan bahwa para pemain muda mudah terbawa emosi, yang sering berujung pada keputusan buruk di lapangan.
dua pemain indonesia mendapat kartu merah selama turnamen ini. marselino ferdinan diusir keluar lapangan saat laga melawan laos, setelah menerima kartu kuning kedua akibat tekel keras. 
insiden itu membuat timnas indonesia harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-69.
baca juga:erling haaland dikabarkan bakal tinggalkan manchester city
baca juga:desak perusahaan tambang segera selesaikan jalan khusus
kartu merah lainnya didapat muhammad ferarri ketika menghadapi filipina. sebagai kapten tim dalam laga tersebut, ferarri harus meninggalkan lapangan pada menit ke-42 karena pelanggaran serius. 
ferarri tertangkap kamera menyikut pemain filipina saat menunggu lemparan ke dalam oleh pratama arhan.
akibat insiden ini, indonesia harus bermain dengan 10 orang di dua pertandingan yang sebenarnya melawan tim yang secara historis sering mereka kalahkan dengan mudah.
sebelum kartu merah keluar, permainan indonesia mulai menunjukkan peningkatan, namun momentum tersebut terhenti akibat berkurangnya jumlah pemain.
baca juga:3 nyawa melayang, sopir pajero hilang kendali
baca juga:aparat kepolisan viral maki warga
secara keseluruhan, timnas indonesia mencatatkan diri sebagai tim dengan jumlah kartu terbanyak di piala aff 2024. 
mereka mengumpulkan 5 kartu kuning dan 2 kartu merah, sementara tim-tim lain maksimal hanya mengoleksi kartu kuning.
asisten pelatih shin tae-yong, nova arianto, mengakui bahwa kurangnya kendali emosi menjadi salah satu masalah yang dihadapi pemain muda. 
"mereka masih muda, jadi wajar terkadang emosi sulit dikontrol, terutama di pertandingan dengan tensi tinggi," ungkap nova seperti dikutip bacakoran.co. 
baca juga:anak anda pemalu? kenali 5 faktor kesalahan pola asuh ini
baca juga:manfaat durian yang jarang diketahui
"semoga ini menjadi pelajaran bagi mereka, terutama karena di ajang internasional, dengan adanya var, pemain harus lebih bisa mengendalikan diri," tambahnya.
sementara itu, firman utina, mantan pemain terbaik piala aff 2010, menyebut tekanan untuk menjadi juara menjadi faktor yang memengaruhi mental pemain muda. 
"tekanan untuk juara bisa membuat emosi pemain muda kita tidak stabil. jika targetnya benar-benar menjadi juara, tim harus dipersiapkan lebih matang. namun, jika fokusnya adalah memberikan pengalaman bermain, saya sudah cukup bangga dengan pencapaian mereka," jelas firman. (*)