Partner Dansa
gelar Ir SpRS bagi orang seperti Adi.-Photo: istimewa-Gus munir
"Itu di basement atau setengah basement?” tanya saya.
"Bahkan bukan basement sama sekali," jawabnya. Lokasi parkir itu di lantai selevel dengan jalan raya. Hanya saja dibuatkan semacam bamper yang terbuat dari perengan rumput dan taman.
BACA JUGA:Donnarumma Alami Cedera Parah Akibat Wajahnya Terinjak Singo
BACA JUGA:Gabriel Jesus Cetak Hattrick, Arsenal Lolos Semifinal
Semua RS yang ditangani Adi adalah RS swasta. Ia menjauhi proyek pemerintah --Anda pun bisa menebak mengapa.
"Menurut Anda apa kesalahan utama desain kebanyakan rumah sakit"?
"Flow-nya tidak mengalir," jawabnya.
Itu terjadi terutama di rumah sakit pemerintah. Penyebabnya adalah sistem anggarannya. Dananya bertahap. Tiap tahap satu bangunan.
Akhirnya antar bangunan tidak tersambung seperti flow yang seharusnya. Kacau sekali.
BACA JUGA:Usia Beda 14 Tahun, Nikita Mirzani Ungkap Alasan Jatuh Cinta pada Matthew Gilbert
BACA JUGA:Dulu Dikenal Sebagai Ratu FTV, Kini Untuk Bertahan Hidup Talitha Curtis Jualan Risol
Sudah bertahun-tahun seperti itu. Seperti tidak pernah belajar dari kesalahan. "Kami pun pernah punya kesalahan. Tapi kami terus belajar dan memperbaikinya," katanya.
Adi sebenarnya ingin fokus di perusahannya saja. Tapi pihak UGM ingin agar Adi tetap jadi dosen di jurusan teknik arsitektur.
Adi pun mengajukan syarat: sepanjang masih boleh dirangkap dengan pekerjaan swastanya.
Adi dosen yang baik. Saat saya wawancara pun ia menjawab pertanyaan saya dengan sangat menarik. Saya merasa seperti jadi mahasiswanya yang penuh minat.