Selanjutnya Karyawan ber-NIK 002 Iwan Bestari menambahkan sejak awal perencanaannya, PTSB (yang sekarang ini dinamakan SMBR) didesain untuk pembangunan pabrik di tiga kawasan, yakni Baturaja, Palembang dan Panjang (Lampung).
“Hanya saja, untuk pembangunan pabrik di kawasan Baturaja memang membutuhkan perhatian berbeda dibanding dua pabrik lainnya di Palembang dan Panjang. Karena di Baturaja para perintis itu harus membabat alas, maklum kawasan itu masih berupa hutan belukar dengan berbagai binatang buas di dalamnya,” ungkap Iwan.
Kisah perjalanan SMBR dirangkum dalam satu buku yang memuat 364 halaman ini, penulis dan tim penyusun telah mewawancarai lebih dari 30 narasumber, baik dari jajaran direksi lintas generasi, mantan karyawan, komisaris, stakeholder dan lapisan masyarakat.
Tokoh-tokoh beken yang diwawancarai antara lain Tokoh Nasional Azwar Anas, mantan Direktur dan pendiri SMBR. Mantan Anggota DPR/RI Marzuki Alie, Pamudji Rahardjo Direktur Utama yang berhasil membawa SMBR melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga Daconi Khotob yang membawa perusahaan di masa transisi ke SIG.
BACA JUGA:Ketua KPK Teken Surat Penangkapan Harun Masiku
Direktur Utama SMBR, Suherman Yahya menyebutkan buku sejarah ini menandakan usia SMBR telah masuk setengah abad. Kisah ini bukan hanya sekedar dokumentasi melainkan sebagai bentuk penghargaan daan penghormatan bagi para pelopor berdirinya SMBR.
Sementara, kinerja SMBR, sampai dengan triwulan III tahun 2023, kinerja keuangan SMBR sangat baik, dimana pendapatan 10% lebih tinggi berbanding tahun lalu dan laba bersih mencapai Rp54 Miliar atau meningkat 25% berbanding tahun lalu.
Kinerja keuangan yang baik tentu saja ditunjang oleh kinerja pemasaran, dimana volume penjualan semen meningkat 9% dibandingkan tahun lalu, penjualan white clay berhasil dicapai sama dengan pencapaian tahun lalu.
Dengan peningkatan penjualan tersebut, Perseroan berhasil meningkatkan market share sebesar 1% di wilayah Sumbagsel. (rel)
BACA JUGA:Joki Tes CPNS Tertangkap Basah