KONDISI mata minus dapat terjadi pada siapa saja, baik muda maupun tua, dan gejala awalnya melibatkan kesulitan melihat objek jarak jauh.
Ini merupakan gangguan kesehatan mata yang perlu ditangani sejak dini. Mata minus atau rabun jauh dapat disebabkan oleh faktor genetik dan eksternal.
Orang yang memiliki mata minus perlu menggunakan kacamata atau lensa kontak untuk memperbaiki penglihatan.
Beberapa kemungkinan penyebab mata minus termasuk faktor genetik dan kebiasaan seperti membaca dan bermain gadget.
BACA JUGA:Minuman Herbal Bunga Telang Memiliki Banyak Manfaat bagi Kesehatan
Gejala awal mata minus meliputi ketidakmampuan menyadari benda yang jauh, sakit kepala, rasa lelah mata, tegang pada mata, mata juling, dan mata lelah saat berkendara atau berolahraga.
Selain itu, mengedipkan mata, sering menggosok mata, dan menyipitkan mata saat melihat sesuatu juga dapat menjadi tanda-tanda.
Penyebab umum mata minus antara lain faktor genetik, di mana jika salah satu atau kedua orangtua memiliki mata minus, risiko mengalaminya akan lebih besar.
Kebiasaan membaca dan bermain gadget, terutama dalam jarak dekat, juga dapat meningkatkan risiko mata minus.
BACA JUGA:Pasar Sepi, Ajak Pedagang Beradaptasi dengan Kemajuan Teknologi
Selain itu, jarang melakukan aktivitas di luar ruangan dan paparan cahaya yang kurang di dalam ruangan juga dapat berkontribusi pada masalah ini.
Untuk mencegah atau mengatasi mata minus agar tidak semakin parah, disarankan untuk membatasi waktu melihat layar ponsel dan komputer, menjaga jarak pandang, dan mengatur waktu penggunaan gadget.
Pencegahan melibatkan aturan 20-20-20, yaitu istirahat selama 20 detik setiap 20 menit dengan melihat benda yang berjarak 20 kaki.
Selain itu, periksa mata secara rutin dan konsultasikan dengan dokter mata untuk menjaga kesehatan mata. (*)
BACA JUGA:Pemkab OKU Selatan Raih Penghargaan Parahita Ekapraya