Iritasi kulit
Salah satu efek samping yang paling umum dari aromaterapi adalah iritasi pada kulit atau reaksi alergi, yang dapat menimbulkan ruam, gatal, dan sensasi panas. Iritasi ini bisa bervariasi tergantung pada sensitivitas kulit seseorang.
Untuk menghindari reaksi negatif, lakukan tes terlebih dahulu sebelum menggunakan minyak esensial secara luas. Oleskan sedikit minyak aromaterapi pada kulit untuk memeriksa reaksi yang mungkin timbul. Jika muncul kemerahan, gatal, atau rasa panas setelah dioleskan, sebaiknya hentikan penggunaan aromaterapi tersebut.
Meningkatkan risiko penyakit jantung
Meskipun uap minyak esensial aromaterapi dapat membantu mengurangi stres, studi yang dipublikasikan di The European Journal of Preventive Cardiology menunjukkan bahwa hal ini mungkin berisiko bagi kesehatan Anda.
BACA JUGA:Rahasia Celimpungan Gurih: Tips dan Cara Membuat Kuah Santan yang Lezat
BACA JUGA:Inilah Beberapa Makanan Khas dari Daerah Palembang yang Wajib Dicoba!
Studi yang melibatkan 100 pekerja spa di Taipei mengharuskan partisipan menghirup aromaterapi sambil memonitor tekanan darah dan detak jantung mereka.
Hasilnya menunjukkan bahwa setelah menghirup aromaterapi selama 2 jam, terdapat peningkatan tekanan darah dan detak jantung pada partisipan. Temuan ini membuktikan bahwa terlalu lama menghirup aromaterapi dapat meningkatkan risiko kerusakan jantung secara perlahan.
Asma
Kandungan Volatile Organic Compounds (VOC) dalam aromaterapi, yang merupakan bahan organik mudah menguap dari bentuk cair, dapat meningkatkan risiko inflamasi tubuh, mengganggu fungsi sistem saraf, dan menyebabkan reaksi alergi pada saluran pernapasan.
Oleh karena itu, jika Anda menderita asma atau rentan terhadap mimisan, sebaiknya berhati-hati dalam menggunakan aromaterapi.
BACA JUGA:Ridwan Kamil Ingin Perkuat Pencak Silat Betawi
BACA JUGA:Bawaslu Imbau Peserta Pilkada 2024 Taati Jadwal Kampanye