Ia menyebut, anak yang mengalami demam tinggi cenderung lebih sensitif dan mudah menangis.
Jika anak menunjukkan gejala-gejala ini, orang tua sebaiknya waspada terhadap kemungkinan bahwa anak menderita infeksi dengue, kata dr Ditia Gilang.
Dosen IPB University itu melanjutkan, ketika anak mengalami infeksi dengue, penting untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan.
BACA JUGA:Sumsel Masuk 3 Besar Wilayah dengan Kasus Kebutaan Tertinggi
BACA JUGA:Waduh! Menantu Bacok Kedua Mertua
Anjuran saat Anak Kena DBD
Ia merekomendasikan agar anak yang dirawat di rumah dapat mengkonsumsi cairan 1,5 hingga 2 kali lipat dari jumlah harian yang biasa dikonsumsi.
Cairan yang dianjurkan dapat berupa air putih, susu, teh, maupun jus.
Jika jumlah trombosit di atas 100.000 mcL, tidak menunjukkan tanda pengentalan darah, dan mampu mengkonsumsi cairan, maka ia masih dapat dirawat di rumah. Saat merawat anak yang mengalami gejala demam dengue, orang tua harus memastikan anak minum lebih banyak cairan dari biasanya, kata dr Ditia Gilang.
dr Gilang menjelaskan bahwa jika pemeriksaan darah menunjukkan jumlah trombosit kurang dari 100.000 mcL, disertai pengentalan darah yang ditandai dengan peningkatan hemoglobin dan hematokrit, maka harus memerlukan perawatan di rumah sakit.
BACA JUGA:CJH Dilarang Bentang Spanduk-Bendera
BACA JUGA:Ricis Bantah Sumbangkan Baju Demi Lupakan Kenangan dengan Ryan
Ia menyebut, anak dapat dipulangkan dari rumah sakit ketika terjadi tren peningkatan jumlah trombosit, trombosit sudah melebihi 50.000 mcL, tidak terdapat tanda pengentalan darah dan gejala infeksi dengue telah membaik.
Dia mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga prinsip 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang) di lingkungan rumah.
Ia juga menyarankan agar memasang kelambu di kamar anak untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti dan tidak ragu untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat apabila menunjukkan gejala infeksi dengue.(*)
BACA JUGA:Nyayikan “Nuansa Bening” Tuai Pujian Netizen