Namun penting bagi guru untuk memandu siswa dalam mengevaluasi hasilnya sehingga mencerminkan gaya penulisan siswa itu sendiri, jelasnya.
BACA JUGA:Hindari Corat-Coret Seragam, Umumkan Kelulusan Lewat Online
BACA JUGA:Ketua PKK Tak Sekadar Layani Suami Tapi Juga Masyarakat
Dalam hal ini, ia menegaskan bagi para guru untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam menggunakan teknologi.
Menurut Anindito, pengajar harus lebih fasih dalam menggunakan teknologi dibandingkan siswanya.
Melalui langkah-langkah ini, Kemendikbud Ristek terus berupaya untuk memastikan bahwa pendidikan di Indonesia tetap relevan dan adaptif terhadap perubahan zaman dengan memanfaatkan potensi teknologi, termasuk kecerdasan buatan, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
Diharapkan generasi muda Indonesia dapat siap menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dengan kemampuan dan pengetahuan yang memadai, jelasnya.
BACA JUGA:IRT Nekat Jadi Kurir Pil Ekstasi
BACA JUGA:Lolos Administrasi, 207 Calon PPK OKU Ikuti Tes Tertulis
Dikutip dari laman Amazon AWS, Kecerdasan Buatan (AI) adalah bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, penciptaan, dan pengenalan gambar.
Organisasi modern mengumpulkan data dalam jumlah besar dari beragam sumber, seperti sensor pintar, konten buatan manusia, alat pemantauan, dan log sistem.
Tujuan menggunakan AI adalah untuk menciptakan sistem belajar mandiri yang memperoleh makna dari data.
Kemudian, AI dapat menerapkan pengetahuan tersebut untuk memecahkan masalah baru dengan cara layaknya yang dilakukan manusia.
BACA JUGA:Visa Diaspora
BACA JUGA:CATAT, Ini Jadwal Lengkap Keberangkatan dan Kepulangan Jemaah Haji Indonesia Tahun 2024
Misalnya, teknologi AI dapat merespons percakapan manusia secara bermakna, membuat gambar dan teks asli, dan membuat keputusan berdasarkan input data waktu nyata.