Maka, sejak itu diputuskanlah oleh MPR Tiongkok: sokoguru komunis Tiongkok adalah buruh, tani, dan pengusaha.
Itu revisi ideologi gila-gilaan. Itu sudah menyimpang sangat jauh dari ''tauhid'' komunisme.
Bukankah komunis lahir sebagai wadah perjuangan kaum buruh melawan majikan? Mengapa di Tiongkok, majikan justru dijadikan sokoguru ketiga komunisme.
Maka komunisme Tiongkok itu, kalau di agama, sudah disebut ''komunis aliran sesat''. Tapi justru yang sesat yang ternyata lebih maju.
Itu pun dianggap belum cukup. Sokoguru komunis Tiongkok masih harus ditambah satu lagi: sokoguru keempat. Maka, 15 tahun lalu, revisi ketiga ideologi dilakukan: pilar keempat itu adalah ilmu pengetahuan.
BACA JUGA:Prabowo-Gibran Resmi Menang Pilpres 2024 Versi Kawal Pemilu
BACA JUGA:Gus Samsudin Pasrah Jalani Kasus Tukar Istri Msuk Surga, Beralasan Sudah Takdir
Empat pilar ideologi itu pun masuk dalam konstitusi negara. Itu menjadi bagian terpenting dalam konstitusi.
Maka dengan empat itu posisi ilmu pengetahuan di Tiongkok sudah dijamin masa depannya –sejak 15 tahun lalu. Konsekuensinya: semua hal yang tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan tidak boleh jadi program pemerintah.
Andi Setiadi angkat bicara. Ia tidak percaya kemajuan yang diraih Tiongkok akan berkelanjutan. Andi percaya ''kebebasanlah" yang bisa jadi sumber berkembangnya ilmu pengetahuan.
Andi alumni FE UI. Ia bekerja di bidang valuta asing dan bursa saham.
"Tiongkok adalah diktator. Tidak ada kebebasan. Karena itu Tiongkok akan runtuh," kurang lebih begitu pendapatnya.
BACA JUGA:Manfaat Tidur Siang Bagi Kesehatan Selama Berpuasa
BACA JUGA:Resep Ayam Goreng Bacem, Cocok untuk Menu Berbuka Puasa atau Sahur
Saya pun menjelaskan: yang berpendapat seperti itu banyak sekali. Pun beberapa ahli ekonomi di Amerika dan Eropa.
Yang memastikan Tiongkok akan runtuh bahkan menerbitkan buku. Dengan data ekonomi yang rinci. Buku itu sampailah pada kesimpulan: Tiongkok akan runtuh tahun lima tahun setelah buku itu terbit.