OKU EKSPRES.COM - Setelah pemecatan Patrick Kluivert dari kursi pelatih Timnas Indonesia pada Kamis (16/10/2025), sejumlah nama besar mulai disebut-sebut sebagai calon pengganti.
Dua di antaranya yang paling santer dibicarakan adalah Bert van Marwijk dan Mark van Bommel, sama-sama berasal dari Belanda dan memiliki rekam jejak impresif di dunia kepelatihan.
Bert van Marwijk, 73 tahun, dikenal luas sebagai sosok di balik keberhasilan Belanda melaju hingga final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, meski akhirnya kalah tipis 0-1 dari Spanyol lewat gol Andres Iniesta.
Selama melatih “De Oranje” pada 2008–2012, ia mencatat 23 kemenangan dari 40 laga, dikenal dengan pendekatan taktik yang disiplin dan pertahanan yang kokoh.
BACA JUGA:Zulkifli Syukur Jadi Kandidat Asisten Pelatih Timnas Indonesia
BACA JUGA:Irfan Bachdim Dirumorkan Bakal Menjadi Asisten Pelatih Timnas Indonesia
Pengalaman Van Marwijk di level internasional pun cukup luas. Ia sempat menukangi Arab Saudi dan membawa mereka lolos ke Piala Dunia 2018, serta menangani Australia (2013–2018) dan Uni Emirat Arab (2019–2020).
Rekam jejak ini menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan kultur sepak bola Asia.
Di level klub, Van Marwijk juga menorehkan prestasi mentereng. Ia mempersembahkan Eredivisie 2006–07 dan Piala UEFA 2007 untuk Feyenoord, serta membawa Borussia Dortmund meraih Bundesliga 2008–09.
Kini, Van Marwijk berstatus bebas kontrak setelah terakhir menjabat sebagai anggota Dewan Pengawas MVV Maastricht (Liga 2 Belanda), menjadikannya salah satu kandidat yang siap bernegosiasi dengan PSSI.
BACA JUGA:Pesan Haru Shin Tae-yong Usai Dipecat Sebagai Pelatih Timnas Indonesia
BACA JUGA:Anak Shin Tae-yong Kecewa Atas Keputusan PSSI Memecat Ayahnya Sebagai Pelatih Timnas Indonesia
Gaya bermain khasnya menggunakan formasi 4-2-3-1, menitikberatkan pada pertahanan terorganisir dan serangan yang efisien—gaya yang dianggap cocok dengan karakter permainan Timnas Indonesia.
Sementara Mark van Bommel, 48 tahun, mantan kapten Timnas Belanda sekaligus menantu Van Marwijk, juga disebut sebagai calon potensial.
Ia mengawali karier kepelatihannya sebagai asisten Van Marwijk di Arab Saudi (2015–2017) dan Australia (2018–2019) sebelum menakhodai tim secara mandiri.