Waspada Gunung Semeru Masih Tinggi

Sabtu 17 Feb 2024 - 22:16 WIB
Reporter : Eris
Editor : Gus munir

- Data deformasi memperlihatkan bahwa tubuh gunungapi mengalami inflasi dengan sumber tekanan berlokasi dangkal, yang berkorelasi dengan terus terjadinya perpindahan tekanan dari dalam tubuh gunungapi ke permukaan bersamaan dengan keluarnya material saat terjadi erupsi dan hembusan.

- Emisi SO2 dan anomali thermal relatif mengalami penurunan sejak Januari 2024.

BACA JUGA:836 Rumah Terendam Banjir, Kerugian Capai Rp 3,94 miliar

BACA JUGA:Harga Beras di OKU Tembus Rp 16 Ribu

- Potensi bahaya dari meningkatya tekanan dan perubahan karakteristik erupsi Gunung Api Semeru ini adalah terjadinya peningkatan gempa guguran yang dapat memic terjadinya awan panas guguran.

Gunungapi Semeru, berlokasi di Kab. Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mempunyai kawah aktif Jonggring-Seloko di sisi tenggara Puncak Mahameru. 

Erupsi G. Semeru umumnya erupsi abu bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3-4 kali setiap jam.

Letusan tipe vulkanian dicirikan dengan letusan eksplosif yang kadang-kadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk. 

BACA JUGA:Saling Sepak

BACA JUGA:Pleno Rekapitulasi Tingkat Kecamatan Digelar Serentak

Selanjutnya terjadi letusan bertipe strombolian yang biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru. 

Pada saat terjadi erupsi eksplosif biasanya diikuti oleh terjadinya aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah dan arah alirannya sesuai dengan bukaan kawah dan lembah-lembah di G. Semeru.(*)

BACA JUGA:Masih Terdapat 60 Desa Kategori Desa Tertinggal

BACA JUGA:Sungai Teriti Meluap, Rumah Warga Terendam 1 Meter

Kategori :