Saking larisnya pernah ada yang hilang. Ada juga yang halaman-halaman tertentunya lenyap.
Setelah tinggal lima buku akhirnya Sabotta tidak dipajang di rak lagi. Tetap ada di katalog tapi untuk membacanya pakai prosedur khusus.
BACA JUGA: Google Perkenalkan Fitur Berbagi File dengan QR Code di Quick Share
BACA JUGA:Penemuan Makam Kuno di Saqqara: Mengungkap Kehidupan Dokter dan Penyihir Zaman Mesir Kuno
Quraisy adalah sarjana perpustakaan pertama yang dimiliki UIN Alauddin. Sarjana pustakanya diraih di Unhas. Lalu S-2 nya di UI. Doktornya di UIN Alauddin.
Quraisy juga pernah jadi ketua jurusan perpustakaan di UIN. Awalnya satu angkatan hanya delapan mahasiswa.
Saat ia mengakhiri jabatan itu mahasiswanya lebih 200 orang. Quraisy pula yang mengusulkan UIN membuka S-2 perpustakaan.
Di perpustakaan itu Quraisy juga bikin revolusi: bakar tumpukan skripsi. Ganti dengan digital. Sejak itu ranking blibiometrik Syekh Yusuf naik dari ranking 200 ke 50.
BACA JUGA:Sony Perkenalkan Teknologi Masa Depan: Pengalaman Bermain Game dengan Aroma di CES 2025
BACA JUGA:Flow Raih Golden Globe sebagai Film Animasi Terbaik
Kini jangankan ranking. Nama perpustakaan UIN Alauddin masuk comberan.
Kalau toh foto Andi Ibrahim kelak akan dipajang di deretan pimpinan dari masa ke masa sebaiknya disandingkan sekalian dengan foto mesin cetak uang palsunya.(Dahlan Iskan)