Oleh: Dahlan Iskan
TiDAK hanya Anda yang gundah gulana. Juga Quraisy Mathar. Quraisy-lah yang menaikkan pamor perpustakaan itu ke level A. Yang pertama di luar Jawa yang mampu meraih akreditasi A.
Pamor itu kini luluh lantak. Perpustakaan Syekh Yusuf milik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin di Makassar itu kini jadi bulan-bulanan. Jadi berita besar. Jadi berita nasional: jadi percetakan uang palsu.
Kepala perpustakaannya, Andi Ibrahim, kini jadi tersangka bersama 16 orang lainnya.
Saya hubungi Quraisy kemarin. Saya ingin tahu perasaannya. Juga ingin tahu: di mana mesin cetak uang palsu itu ditempatkan.
BACA JUGA:KPU Tetapkan Enos-Yudha Paslon Terpilih Pilkada OKU Timur 2024
BACA JUGA:Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Pentingnya Kesehatan, Gelar Jalan dan Senam Sehat
Ternyata jeli juga Ibrahim menempatkan mesin cetak dua warna itu. Di lantai satu.
Anda sudah tahu: perpustakaan Syekh Yusuf itu empat lantai. Tanpa lift.
Khusus lantai satu tidak ada rak-rak pajangan buku. Lantai satu ini untuk kepala perpustakaan, lembaga bahasa dan ruang identifikasi buku.
Misalkan Anda masuk dari halaman depannya. Begitu membuka pintu terdapat ruangan besar sekali. Ruang kosong. Seperti lapangan. Tidak ada meja. Tidak ada kursi. Bukan lobi. Bukan pula receptionist. Bukan ruang tunggu.
BACA JUGA:Dukung Kesuksesan Pilkada 2024, Diskominfo OKU Timur Mendapat Penghargaan dari KPU
BACA JUGA:Lakukan Layanan KB Gratis hingga ke Desa-Desa
Di pertengahan ruangan itu ada koridor ke kanan dan koridor ke kiri. Ujung koridor kanan adalah pintu menuju fakultas tarbiyah.
Sebelum ujung itu ada toilet. Pun ujung koridor kiri. Ujung koridor adalah pintu menuju kantin. Sebelum pintu juga ada toilet.