Kalau Anda berjalan di koridor itu, Anda akan melewati pintu-pintu ruangan. Di koridor kanan ada ruang kepala perpustakaan, kepala lembaga bahasa, dan ruang identifikasi buku-buku baru.
Di kanan-kiri koridor kiri ada ruang staf lembaga bahasa, lab bahasa, dan ruang CCTV.
BACA JUGA:Minta Pemerintah Peduli Banyaknya TPA Liar
BACA JUGA:Kumpulkan 52 Kantong Darah
Lalu di mana mesin cetak diletakkan?
Ujung koridor kiri!
Koridor itu disekat dengan dinding. Pintu ke kantin di ujung koridor terhalang dinding penyekat.
Koridor ini lebarnya sekitar dua meter. Pas untuk lebarnya mesin yang memang tergolong mesin kecil untuk sebuah mesin cetak.
Dinding penutup koridor itu letaknya di antara dua toilet. Dengan demikian karyawan yang di lantai 1 masih bisa ke salah satu toilet kiri.
Toilet satunya lagi berada di balik dinding penutup koridor. Maka ruang mesin di balik dinding di koridor itu mendapat tambahan ruang toilet.
BACA JUGA:Komedian Nurul Qomar Meninggal Dunia
BACA JUGA:Ditetapkan Tersangka, Isa Zega Mengaku Biasa Saja
Keberadaan toilet di di dekat mesin itu penting: limbah-limbah cucian rol yang bercampur tinta bisa dibuang ke toilet. Dengan demikian tidak terlihat ada limbah tinta yang mengalir ke parit.
Untuk masuk ke ruang mesin itu hanya ada satu pintu. Yakni pintu yang menuju kantin. Dulunya karyawan bisa ke kantin lewat pintu koridor kiri. Setelah ujung koridor kiri ditutup dinding pintu tembus itu tidak terlihat. Juga selalu terkunci.
Bagaimana bisa begitu banyak orang bekerja mencetak uang palsu di ruang seluas koridor?
Dari kesaksian staf di situ mereka juga menggunakan ruang kepala perpustakaan. Yakni untuk rapat-rapat. Di ruang kepala perpustakaan itu ada jejeran sofa yang bisa untuk duduk-duduk delapan orang.