OKU EKSPRES - Dua mahasiswa berusia 19 tahun dari Universitas Washington, Navid Azodi dan Thomas Pryor, berhasil menciptakan sarung tangan inovatif bernama "SignAloud."
Teknologi ini mampu menerjemahkan Bahasa Isyarat Amerika (ASL) menjadi kata-kata yang dapat didengar.
Berkat penemuan ini, mereka meraih penghargaan bergengsi Lemelson-MIT Student Prize, yang diberikan kepada mahasiswa dengan karya teknologi luar biasa.
Sarung tangan ini dilengkapi sensor canggih yang melacak posisi dan gerakan tangan penggunanya.
BACA JUGA:Di Sela Turnamen Bola Voli, Ajak Masyarakat Jaga Kamtibmas
BACA JUGA:Warga Gotong Royong Tambal Jalan Berlubang
Data yang terkumpul kemudian dikirimkan secara nirkabel melalui Bluetooth ke komputer.
Komputer tersebut memproses data menggunakan algoritma mirip jaringan saraf tiruan. Ketika gerakan tangan dikenali, sarung tangan akan mengeluarkan kata atau frasa yang sesuai melalui pengeras suara.
Berbeda dengan perangkat penerjemah bahasa isyarat lain yang sering kali besar dan tidak praktis, sarung tangan SignAloud dirancang ringan dan ergonomis sehingga nyaman dipakai sehari-hari.
Azodi menyatakan bahwa tujuan utama teknologi ini adalah menjembatani komunikasi antara pengguna ASL dan non-pengguna, dengan menegaskan bahwa komunikasi adalah hak mendasar setiap manusia.
BACA JUGA:Sampah Berserakan, Bau Busuk Menyengat
BACA JUGA:Pengguna Jalan Tol Palindra meningkat 28 persen jelang libur Nataru
Navid Azodi memiliki pengalaman teknis sebagai intern di NASA dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
Dedikasinya terhadap dampak nyata dalam kehidupan masyarakat menjadi pendorong utama pengembangan sarung tangan ini.
Sementara itu, Thomas Pryor, seorang peneliti aeronautika dan astronotika, juga menjabat sebagai pemimpin perangkat lunak untuk Husky Robotics Team, memberikan kontribusi besar dalam aspek teknis SignAloud.