Airbag Pelita
Dahlan Iskan-Photo ist-Gus munir
Penyebabnya satu: mereka tidak mau tetap pakai sabuk pengaman.
Sudah lama saya disiplin pakai sabuk pengaman. Yakni sejak ada kejadian pesawat di Jepang yang mendadak ''jatuh'' dari puncak ketinggiannya. Juga Boeing 787. ''Jatuh''-nya sangat dalam: 5.000 kaki.
Pesawat ternyata sudah didesain anti turbulensi. Terjatuh dari ketinggian sedalam itu pun bisa seimbang lagi di ketinggian tertentu.
Tidak satu pun yang meninggal. Hanya satu yang cedera: kepala membentur plafon pesawat. Berarti hanya satu orang itu yang tidak mau pakai sabuk pengaman.
Jumat pagi kemarin itu saya berangkat ke Jakarta pakai Pelita Air. Penuh. Hanya dapat seat di kelas bisnis. Mubazir. Tidak bisa makan. Apa boleh buat.
BACA JUGA:Mengharukan, Doa Anak Saat Ultah ke-47 Membuat Desta Menangis
BACA JUGA:Resep Es Lumut Buah Naga, Bikin Seger Mantap untuk Buka Puasa
Tapi saya dapat pengalaman baru. Sebelum terbang pramugarinya yang 5i memberi tahu: kursi saya itu dilengkapi airbag. Kalau misalnya pesawat terhentak keras, airbag akan keluar. Jangan kaget.
Ketika lewat di atas Semarang pesawat terhentak cuaca buruk. Airbag tidak keluar. Mungkin hentakannya kurang keras. Mungkin kalau hentakannya sekeras pesawat jatuh barulah airbag-nya keluar.
Maka saya percaya saya ada airbag di situ. Daripada harus dibuktikan dengan menjatuhkan pesawat.(Dahlan Iskan)
BACA JUGA:Download X8 Speeder Higgs Domino RP Original Terbaru
BACA JUGA:Tips Diet Saat Berpuasa Agar Bisa Turunkan Berat Badan