Iko Uwais Bintangi Film Aksi Hollywood Terbaru ‘MRI’, Syuting di Jakarta 2026
Iko Uwais bintangi film aksi Hollywood terbaru ‘MRI’, syuting di Jakarta 2026. -Instagram @uwaispictures-
OKU EKSPRES.COM - Kabar membanggakan datang dari aktor laga kebanggaan Indonesia, Iko Uwais.
Setelah sukses membintangi sejumlah film Hollywood seperti Mile 22 dan Expend4bles, kini Iko siap memerankan tokoh utama dalam film thriller aksi terbaru berjudul MRI, garapan sutradara Liam O’Donnell.
Film ini akan mengusung latar pengepungan di sebuah rumah sakit, dengan Jakarta menjadi lokasi utama pengambilan gambar yang dijadwalkan dimulai pada awal 2026.
Menariknya, proyek ini menjadi kolaborasi ketiga antara Iko dan Liam O’Donnell setelah sebelumnya bekerja sama dalam Beyond Skyline (2017) dan Skylines: Warpath.
BACA JUGA:Dirikan Rumah Produksi, Iko Uwais Tegaskan Tak Akan Pensiun Jadi Aktor
BACA JUGA:Donny Alamsyah Dukung Iko Uwais Majukan Genre Action di Indonesia
O’Donnell mengaku sangat antusias kembali berkolaborasi dengan Iko. Dalam wawancaranya dengan Variety, ia memuji kemampuan sang aktor.
“Karisma Iko begitu alami. Ia memiliki kedalaman jiwa dan etos kerja yang luar biasa — hal yang selalu diimpikan setiap sutradara,” ujar O’Donnell.
Film MRI akan menghadirkan aksi intens dan menegangkan. Ceritanya berpusat pada seorang pembunuh bayaran (Iko Uwais) yang hidupnya hancur dan keluarganya tercerai-berai. Dalam kondisi cedera lutut parah, ia harus rutin menjalani pemeriksaan MRI di rumah sakit.
Namun situasi berubah drastis ketika sekelompok gangster menyerang rumah sakit tersebut. Meski terluka, karakter Iko menjadi satu-satunya harapan untuk menyelamatkan putri dari bos kriminal yang menjadi target utama para penjahat, sekaligus berjuang menyelamatkan para sandera dan dirinya sendiri.
BACA JUGA:Donny Alamsyah Dukung Iko Uwais Majukan Genre Action di Indonesia
BACA JUGA:Dirikan Rumah Produksi, Iko Uwais Tegaskan Tak Akan Pensiun Jadi Aktor
Film ini akan diproduseri oleh Christopher Tuffin dari Strong Island bersama Ryan Santoso dari Uwais Pictures. Tuffin menyebut MRI sebagai persembahan untuk film-film bela diri klasik era 1970-an, namun dikemas dengan gaya modern yang relevan untuk penonton generasi baru.
“Dengan meningkatnya dominasi konten bertema Asia di pasar global, kami ingin MRI menjadi bentuk penghormatan terhadap film klasik seni bela diri sekaligus menyajikannya secara segar,” jelas Tuffin.