Uang Partai

Deretan plat mobil dari luar negeri di Suriah. -Disway-

Oleh: Dahlan Iskan

OKU EKSPRES.COM - "Apakah Pemilu legislatif di Syria jadi berlangsung? Tidak mundur lagi?"

"Jadi. Sudah berlangsung. Pekan lalu. Hanya hasilnya belum diumumkan. Beberapa provinsi juga masih tertunda," ujar Gus Najih Arromadoni, alumnus Suriah.

Sebelum berangkat ke Shanghai saya memang makan malam bersama Gus Najih. Di rumah makan milik Inul Daratista di SCBD Jakarta. Saya minta Gus Najih mengajak istri dan tiga anaknyi --sekalian ingin kenal.

Gus Najih akan terus memantau keadaan di sana. Untuk Disway. Ia ”piket” di Jakarta. Minggu ini sahabat dari Suriah akan tiba di Indonesia.

BACA JUGA:Disway Malang

BACA JUGA:Event Disway Mancing 2024, Wartawan TVRI Raih Juara 1

Pemilu legislatif itu akhirnya benar-benar tanpa partai. Golongan-golongan di masyarakat setempatlah yang mengajukan caleg. Lalu dipilih oleh rakyat dalam Pemilu. Terserah rakyat siapa yang akan jadi anggota DPR mewakili provinsi mereka.

Pileg itu untuk memilih 2/3 anggota legislatif Suriah. Yang 1/3 lagi ditunjuk langsung oleh Presiden Ash-Sharaa. Parlemen itulah yang akan menyusun konstitusi Suriah. Termasuk merumuskan sistem politik demokrasinya.

"Kelihatannya Syria tidak akan pakai sistem demokrasi ala Barat," ujar Gus Najih yang disertasi doktornya tentang ”mengapa para teroris dan ekstremis memfavoritkan ayat-ayat tertentu dalam Qu'ran”.

"Demokrasi Barat kelihatannya tidak cocok untuk negara-negara Arab. Di Arab itu dasarnya bergolongan-golongan dan bersuku-suku,“ tambahnya.

BACA JUGA:260 Disway

BACA JUGA:Disway Network dan B Universe Jalin Kemitraan

Lihatlah revolusi Springs di negara-negara Arab, ujar Gus Najih, tidak satu pun menghasilkan demokrasi gaya Barat. Mulai dari Libya sampai Tunisia. Dan kini akan kita lihat di Syria.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan