Anemia Aplastik vs Anemia Hemolitik: Kenali Perbedaannya Sebelum Terlambat

Ilustrasi Anemia Aplastik vs Anemia Hemolitik -halodoc-

OKU EKSPRES COM- Darah manusia mengandung sel darah merah yang membawa hemoglobin — protein kaya zat besi yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, serta mengeluarkan karbon dioksida dari jaringan tubuh.

Saat seseorang mengalami anemia, jumlah sel darah merah berkurang sehingga kadar hemoglobin ikut menurun. Kondisi ini dapat mengganggu suplai oksigen ke jaringan.

Anemia sendiri memiliki berbagai jenis, di antaranya anemia aplastik dan anemia hemolitik. Meski sama-sama tergolong gangguan darah, keduanya memiliki penyebab, gejala, dan risiko yang berbeda.

Perbedaan Dasar Anemia Aplastik dan Anemia Hemolitik

Anemia aplastik terjadi ketika sumsum tulang belakang berhenti memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

BACA JUGA:Makanan Kaya Zat Besi untuk Cegah dan Atasi Anemia pada Wanita Indonesia

BACA JUGA:Tips Puasa Sehat untuk Pengidap Anemia agar Tetap Bugar

Sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Sel darah putih melawan infeksi.

Trombosit membantu mencegah dan menghentikan perdarahan.

Sebaliknya, anemia hemolitik muncul saat penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dibanding proses pembentukannya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh:

Faktor intrinsik: kelainan bawaan pada sel darah merah.

Faktor ekstrinsik: respons sistem imun yang memicu penghancuran sel darah merah di limpa.

Perbedaan Gejala Keduanya

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan