Disdik OKU Mulai Cetak Ijazah SMP Tanpa Cap Tiga Jari

Disdik OKU mulai melakukan pencetakan ijazah bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara serentak pada Senin (7/7/2025) di Aula Disdik OKU dan tak lagi memuat cap tiga jari. -Eris/OKES-
BATURAJA, OKU EKSPRES.COM - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mulai melakukan pencetakan ijazah bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara serentak pada Senin (7/7/2025) di Aula Disdik OKU.
Tahun ini, terdapat perbedaan mencolok dibanding tahun sebelumnya. Ijazah hadir dengan format baru berbasis digital dan tidak lagi memuat cap tiga jari siswa sebagai bagian dari pengamanannya.
Perubahan ini terjadi seiring pelimpahan kewenangan dari Kementerian Pendidikan kepada pemerintah daerah untuk mencetak ijazah secara mandiri.
Jika sebelumnya menggunakan blangko khusus dari pusat dengan kertas security paper, kini ijazah dicetak di atas kertas A4 80 gram berwarna hitam putih.
BACA JUGA:89 Guru ASN Disdik OKU Jalani UKKJ
BACA JUGA:Disdikbud OKU Timur Pastikan Penerimaan Murid Baru Gratis
“Ijazah tahun ini lebih sederhana. Hanya memuat tanda tangan kepala sekolah, pas foto siswa, dan nomor ijazah,” jelas Ade Ridwan, Kasi Kesiswaan dan Kurikulum Disdik OKU.
Proses pencetakan terpusat dilakukan bersama seluruh kepala sekolah guna menjaga keseragaman format dan meminimalisir kesalahan.
Sebanyak 1.000 dari total 5.136 ijazah telah dicetak dan akan didistribusikan ke 52 SMP negeri dan 15 SMP swasta se-Kabupaten OKU dalam beberapa hari ke depan.
Menanggapi kekhawatiran soal potensi pemalsuan karena tampilan yang sederhana, pihak Disdik menegaskan bahwa sistem keamanan kini lebih mengandalkan platform digital.
BACA JUGA:Disdik Bantah Memberikan Izin Pemotongan Gaji Guru
BACA JUGA:Buat Inovasi Komunitas SIAR, Disdik OKU Selatan Diganjar Penghargaan
“Rata-rata sudah pakai e-Ijazah. Nomor seri ijazah bisa dicek melalui aplikasi satuan pendidikan di masing-masing sekolah,” tambah Ade.
Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP OKU, Mauladi Yurmansyah, menyatakan bahwa meski sistem baru ini lebih praktis, namun secara estetika dan kesan formal dirasa menurun.