Diabetes dan Puasa: Bolehkah dan Bagaimana Caranya?

Ilustrasi pengecekan gula darah. -Foto: mayapadahospital.com-Hesti
Selama puasa, penderita diabetes harus rutin memeriksa kadar gula darah, terutama bila muncul gejala seperti lemas, pusing, atau detak jantung tidak teratur.
Jika terjadi kondisi gula darah terlalu rendah atau tinggi, sebaiknya segera membatalkan puasa dan mencari bantuan medis.
Bagi mereka yang menggunakan obat atau insulin, penyesuaian dosis dan jadwal pemberian sangat penting.
BACA JUGA:8 Langkah Cerdas Cegah Komplikasi Diabetes Sejak Dini
BACA JUGA:Manfaat Minum Air Jeruk Nipis untuk Penderita Diabetes: Bantu Tekan Gula Darah hingga Kolesterol
Dokter biasanya akan memberikan panduan khusus agar penggunaan obat tetap aman selama berpuasa, misalnya dengan mengganti jenis insulin atau mengatur waktu penyuntikan.
Walaupun puasa membawa tantangan tersendiri bagi penderita diabetes, beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten yang dilakukan dengan bimbingan medis dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol kadar gula darah.
Namun demikian, hal ini hanya boleh dilakukan dengan perencanaan yang matang dan pengawasan medis.
Jika selama puasa muncul gejala seperti pusing, tubuh lemas, atau tanda-tanda berbahaya lainnya, segera batalkan puasa dan cari pertolongan medis.
BACA JUGA:Ivan Gunawan Sampaikan Permohonan Maaf Kepada Publik Sebelum Berangkat Haji
BACA JUGA:Billie Eilish Sabet Tujuh Penghargaan di AMA 2025
Kesimpulannya, puasa tetap bisa dijalani dengan aman oleh penderita diabetes jika disertai persiapan yang matang, pemantauan kondisi tubuh, dan pengawasan dokter.
Sebaliknya, jika dilakukan tanpa kontrol yang tepat, puasa bisa menjadi risiko yang membahayakan kesehatan.
Oleh sebab itu, penderita diabetes perlu memahami kondisi tubuh mereka, mengikuti saran medis, dan menjalani pola hidup sehat selama berpuasa. (*)