Ronan, Singa Laut yang Menari Mengikuti Irama Musik

Reporter: Agrar |

Editor: Gus Munir |

Jumat , 02 May 2025 - 08:05

Andrew Rouse, Peter Cook, dan Carson Hood bersama Ronan. -Foto Colleen Reichmuth; NMFS 23554 via newsweek-Agrar

Implikasi Luas Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian tentang Ronan membuka babak baru dalam pemahaman ilmiah mengenai asal-usul musik dan persepsi irama dalam evolusi hewan. Kemampuannya menunjukkan bahwa otak hewan non-manusia pun memiliki potensi tersembunyi untuk mengenali dan mengikuti ketukan musik, terlepas dari apakah mereka bisa meniru suara atau tidak.

Bagi para ilmuwan, Ronan bukan sekadar singa laut pintar—dia adalah bukti hidup bahwa musik dan irama bisa melampaui batas spesies dan mengubah cara kita memandang dunia hewan.

ronan, singa laut yang menari mengikuti irama musik                            oku ekspres — seekor singa laut betina bernama ronan telah mengejutkan dunia ilmiah dengan kemampuannya yang luar biasa dalam mengikuti irama musik.
ronan, yang tinggal di long marine laboratory milik uc santa cruz, mampu menganggukkan kepalanya secara sinkron dengan irama lagu, mirip seperti manusia yang sedang menikmati musik. fenomena ini dikenal sebagai rhythmic entrainment atau sinkronisasi ritmik.
mengalahkan manusia dalam menjaga irama
ronan tidak hanya mampu mengikuti ketukan lagu yang dia kenal, tetapi juga menunjukkan kemampuannya untuk mengikuti lagu-lagu baru yang belum pernah dia dengar sebelumnya.
peneliti bahkan mencatat bahwa dalam beberapa kondisi, kemampuan ronan dalam menjaga irama lebih akurat dibandingkan peserta manusia yang diuji dengan ketukan musik yang sama.
baca juga:menteri pppa apresiasi langkah nyata pln wujudkan kesetaraan di sektor energi
baca juga:massa aksi buruh di dpr dipukul mundur polisi
dengan rentang tempo dari 80 hingga 128 ketukan per menit, ronan memperlihatkan fleksibilitas dan adaptasi yang luar biasa. lebih mengesankan lagi, kemampuannya terus meningkat secara konsisten selama lebih dari satu dekade pelatihan ritmis secara berkala.
mengguncang teori ilmiah tentang musik dan hewan
yang membuat para ilmuwan terperangah adalah kenyataan bahwa ronan bukan hewan yang bisa meniru suara (vocal mimic), berbeda dengan burung beo atau kakaktua yang sebelumnya diyakini sebagai satu-satunya hewan non-manusia yang mampu menjaga irama. penemuan ini menggugurkan anggapan lama bahwa kemampuan meniru suara adalah syarat utama untuk bisa mengikuti irama musik.
"keberhasilan ronan benar-benar menjadi masalah serius bagi teori bahwa meniru suara adalah syarat mutlak untuk sinkronisasi ritmis," kata peter cook, ahli saraf yang telah meneliti ronan selama lebih dari 10 tahun.
sementara itu, dr. fitch, peneliti terkemuka dalam bidang musikalitas hewan, menyebut ronan sebagai “contoh terbaik sinkronisasi ritmik pada vertebrata non-manusia yang pernah diketahui.”
baca juga:prabowo janji bentuk satgas phk nasional
baca juga:buruh perkebunan kayuagung lawan ketidakadilan di bawah terik
implikasi luas bagi ilmu pengetahuan
penelitian tentang ronan membuka babak baru dalam pemahaman ilmiah mengenai asal-usul musik dan persepsi irama dalam evolusi hewan. kemampuannya menunjukkan bahwa otak hewan non-manusia pun memiliki potensi tersembunyi untuk mengenali dan mengikuti ketukan musik, terlepas dari apakah mereka bisa meniru suara atau tidak.
bagi para ilmuwan, ronan bukan sekadar singa laut pintar—dia adalah bukti hidup bahwa musik dan irama bisa melampaui batas spesies dan mengubah cara kita memandang dunia hewan.