Petani Masih Bergantung Tengkulak

Sektor Pertanian atau pangan menjadi salah satu program strategis Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan. -Photo: istimewa-Eris

PALEMBANG - Sektor Pertanian atau pangan menjadi salah satu program strategis Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan. Apalagi diketahui Sumsel merupakan salah satu daerah penopang swasembada pangan di Indonesia.

Dengan potensi besar dalam sektor pertanian, Sumsel penyumbang utama produksi padi, jagung, dan komoditas pangan lainnya.

Kepala Dinas Pertanian & TPH Sumsel, Bambang Pramono mengatakan pada tahun 2024 surplus beras Sumatera Selatan mencapai 828,03 ribu ton (tertinggi sepanjang 4 tahun terakhir), padahal nasional mengalami defisit sebanyak 545.77 ribu ton. Meski begitu, Sumsel juga menghadapi tantangan dalam pengembangan sektor pertanian.

"Walaupun potensinya besar, Sumsel menghadapi beberapa kendala dalam mempertahankan perannya sebagai lumbung pangan," sampainya, kemarin.

BACA JUGA:Kondisi Mees Hilgers dan Sandy Walsh Masih dalam Pemantauan Tim Medis

BACA JUGA:Patrick Kluivert Miliki Rekor Buruk Lawan Bahrain

Tantangan itu, jelas Bambang, meliputi alih fungsi lahan. "Lahan pertanian semakin berkurang akibat konversi untuk industri, perkebunan, dan permukiman," terangnya.

Kemudian faktor alam karena masih ketergantungan pada curah hujan, lalu sistem irigasi belum optimal, sehingga petani kesulitan saat musim kemarau maupun saat curah hujan tinggi. Serangan hama dan penyakit.

Hama seperti wereng, tikus, dan keong mas sering menyebabkan gagal panen," katanya. Rendahnya penggunaan teknologi dalam bidang pertanian, banyak petani masih menggunakan metode tradisional yang kurang efisien.

Fluktuasi harga dan tengkulak. "Harga hasil pertanian tidak stabil dan petani sering bergantung pada tengkulak," bebernya. Kurangnya regenerasi petani muda. "Generasi muda kurang tertarik di sektor pertanian, mengancam keberlanjutan produksi pangan," bebernya. 

BACA JUGA:Willie Salim Dilaporkan Warga Palembang ke Polisi Terkait Kasus Daging Rendang

BACA JUGA:Prilly Tegaskan Tak Pernah Terlibat Aktivitas Politik

Dampak perubahan iklim. "Cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan mempengaruhi produksi pangan," tukasnya. Untuk itu, ada beberapa program mengatasi berbagai tantangan tersebut. Langkah-langkah yang diambil untuk merealisasikan program tahun 2025-2029 telah ditetapkan.

Pertama penguatan kebijakan perlindungan lahan pertanian, dengan membatasi alih fungsi lahan guna memastikan keberlanjutan produksi pangan dengan program LP2B.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan