PIK Rahasia

Seorang nelayan di Ketapang Pelelangan, Kabupaten Tangerang, menceritakan kondisi laut sebelum adanya polemik pagar laut misterius dan sertifikat. -Foto: Disway.id/Candra Pratama-Gus munir

Oleh: Dahlan Iskan

Saya pernah menjelajah daerah dekat pantai utara Tangerang. Mungkin sekarang sudah masuk plot PSN PIK2.

Saya marah: kenapa proyek transmisi dari Teluk Naga ke Tangerang tidak kunjung bisa dibangun.

Padahal tanpa transmisi itu investasi triliunan rupiah di PLTU Teluk Naga sia-sia. Dan lagi, saat itu, Tangerang krisis listrik. Byar-petnya luar biasa. Kawasan industri besar di sana mengeluh berat.

Saya sudah panggil kepala proyek transmisi. Sebenarnya tidak harus saya yang memanggil. Tapi proyek sudah keterlaluan terlambatnya. Marah tidak ada gunanya.

BACA JUGA:Shahnaz Ungkap Vicko Hanya Beri Nafkah Rp500 Ribu untuk Anak

BACA JUGA:Lady Gaga dan Rose Blackpink Tampil di Video Klip Terbaru Bruno Mars

Saya dorong kepala proyek dengan kabar gembira. Saya beri semangat. "Kalau Anda bisa menyelesaikan proyek ini, Anda saya beri mobil baru dari uang pribadi saya".

Saya tahu tidak mungkin memberi semangat seperti itu boleh pakai uang PLN. Karena itu saya salut kepada Presiden Prabowo yang juga sering pakai uang pribadi untuk menyemangati anak buahnya.

Harga satu mobil hanya seperti sebutir debu bila dibanding keuntungan kalau proyek itu selesai. Setahun bisa untung Rp 2 triliun. Tiap tahun.

Hadiah itu rupanya kurang besar. Proyek tetap tidak bisa berjalan.

BACA JUGA:Kyle Walker Resmi Bergabung AC Milan

BACA JUGA:Kalahkan Wakil Taiwan, Jojo Melaju ke Final Indonesia Masters 2025

Penyebabnya: beberapa tanah yang akan dilewati transmisi tidak bisa dibebaskan. Tanah itu milik beberapa petani setempat.

Tag
Share