Arjuno 200.000
Di depan Hortimart Agro Center. -Foto: Disway-Gus munir
Durian lokal yang rasanya terenak ia beri nama "Durian Arjuno" –lelananging jagat: tokoh playboy paling ganteng nan pertapa. Paling ganteng se dunia wayang.
"Pernah salah satunya diberi nama tokoh wayang yang sangat populer, yakni Sengkuni," ujar Damayanti. "Tapi banyak yang membencinya. Lalu nama Sengkuni dihapus," tambah alumnus Undip Semarang itu.
Meski rasanya tidak kalah dengan Musangking tetap saja harga Arjuno masih kalah. Beda Rp 100.000 per kilogram. Musangking dijual Rp 300.000/kg (termasuk kulitnya). Arjuno Rp 200.000. Sedang durian lokal lainnya Rp 50.000.
Di pintu masuk kebun itu memang ada toko buah. Tidak ada buah impor. Itu toko penjual hasil kebun buah tropis itu sendiri. Kalau pun ada buah dari luar, itu dari kebun rakyat yang dibina Pak Budi.
BACA JUGA:Kelulusan PPPK Tahap I Diumumkan 2 Januari
BACA JUGA:Alami Longsor, Jalan Menuju Danau Ranau Terancam Putus
"Beliau punya Yayasan Obor Tani," ujar Damayanti. Yayasan itulah yang mendidik petani yang ingin bergerak di bidang buah tropis.
Setelah lulus pendidikan barulah mereka mendapat bibit buah yang diinginkan. Bibit apa saja ada. Di bagian belakang kebun itu ada sektor pembibitan.
Yayasan tidak melepas begitu saja mereka. Selama empat tahun Yayasan Obor Tani menempatkan orang khusus untuk membimbing mereka. Sampai berhasil.
Sudah ada 127 petani binaan Pak Budi. Mereka tersebar di seluruh Indonesia. Khusus yang di Jateng, Pak Budi membantu sampai pemasaran.
BACA JUGA:Sarankan Lakukan Medical Check-up Pra Nikah
BACA JUGA:Atasi Kemacetan Selama Libur Tahun Baru, Berlakukan Sistem One Way
"Kalau ada yang kesulitan pemasaran bisa kirim buahnya ke toko buah yang di Bawen. Mutunya dijamin sesuai dengan standar Hortimart.
Di kebun ini juga dikembangkan buah dari luar negeri. Misalnya Musangking dari Malaysia. Awalnya menanam pohon indukan dulu. Setelah menghasilkan mutu yang persis aslinya, barulah dikembangkan Musangking seperti sekarang.
Juga jeruk Bali dari Tiongkok. Dari kawasan suku Hakka, Meixian. Atau kelapa Pandan Wangi dari Thailand –yang harga jualnya tiga kali lipat dari kelapa biasa.