Mayasari Tempe
Dahlan Iskan-Photo: istimewa-Gus munir
BACA JUGA:Stok 12 Komoditi di Lahat Aman
"Ia seorang petani," ujar Maya memperkenalkan suami.
"Petani Amerika itu," kata saya, "mampu membeli mesin panen yang harganya sama dengan 10 Mercy".
Semua tertawa.
Saya ingat humor petani di pedalaman Amerika. Suatu saat Mercy milik orang kota terperosok di parit pedalaman. Seorang petani ingin menolong dengan cara mengangkat pakai traktornya.
Si pemilik Mercy waswas mobilnya terluka. "Ini Mercy. Mahal," ujar pemiliknya.
"Harga traktor saya ini bisa untuk beli lima Mercy," sahut si petani.
BACA JUGA:Alokasi APBN Sebesar Rp49,51 triliun
BACA JUGA:PAD Ditargetkan Capai Rp2 Triliun
Mayasari lahir di Bogor. Ayahnyi Sunda. Polisi. Ibunyi Sangihe, utara Manado, dekat Mindanao, Filipina.
Sang ayah pernah jadi kapolres Bogor. Pernah juga jadi atase kedutaan Indonesia di banyak negara. Maya kecil diajak bapaknyi ikut tugas di beberapa negara Eropa.
Maya ke Amerika untuk kuliah: di Purdue University, tidak jauh dari Notre Dame. Dia ambil computer science. Begitu lulus Maya dapat pekerjaan di pabrik komponen mobil. Di Indiana.
Di pabrik itulah Maya bertemu calon suaminyi. Jatuh cinta. Si bule-lah, kata Maya, yang mengincar dirinya.
BACA JUGA:Desak KPK Dalam Tangani Kasus Harun Masiku
BACA JUGA:Tuntut Kenaikan Upah sampai 6,5 Persen