Mayasari Tempe
Dahlan Iskan-Photo: istimewa-Gus munir
"Tempe kami sudah dijual di tiga negara bagian," ujar Maya.
Tahun lalu Maya berunding dengan suami: bagaimana agar bisa menanam kedelai khusus untuk tempe.
Tidak sulit. Sang suami sudah pengalaman menanam kedelai ratusan hektare di sawah miliknya sendiri. Tiap tahun. Hanya saja ia belum pernah menanam kedelai yang bisa untuk tempe.
BACA JUGA:Berkebun: Kegiatan Menyenangkan yang Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Mental
BACA JUGA:Manfaat Kesehatan dari Biji Bunga Matahari: Sumber Nutrisi Alami yang Luar Biasa
Tahun lalu sang suami mencoba seluas 15 hektare. Berhasil. Tahun ini dilipat duakan. Sampai berapa pun.
Luasan sawah milik sang suami cukup untuk menopang ambisi itu. Luas sawahnya sama dengan luas sawah milik petani Indonesia —kalau 2000 petani dijadikan satu.
Sawah milik satu petani suami Mayasari ini hampir 1000 hektare. Tanahnya cocok untuk kedelai. Diselang-seling waktunya dengan jagung
Untuk memanen kedelai 15 hektare itu hanya perlu tiga orang. Pakai mesin besar. Batang-batang kedelai dibabat. Batang dan isinya masuk mesin di alat itu. Diproses di dalam mesin. Keluar dari mesin sudah berbentuk kedelai.
BACA JUGA:Manfaat Kacang Merah untuk Diet: Meningkatkan Kesehatan dan Menurunkan Berat Badan
BACA JUGA:Efektivitas Kopi dalam Menurunkan Berat Badan
Lien yang sedang mendalami databur Quran ikut mendengar cerita itu. Kapan Lien menyelesaikan disertasi tentang tadabur Quran?
Kami harus pindah dari resto yang padat itu. Cari cafe. Ngobrol dilanjutkan ke kafe. Lebih serius. Kami bicara soal apa yang bisa disumbangkan dari studi tadabur untuk kemanusiaan masa depan. Juga tentang apakah akhlak yang baik itu bisa dimonopoli satu agama.
Lien masih lama di Chicago. Beasiswanyi memang sembilan tahun. Saya kembali ternganga. Sembilan tahun. Baru dapat gelar doktor. Bukan 18 bulan.
Untungnya sang suami bisa dapat pekerjaan di Chicago. Secara legal. Dapat izin kerja. Ternyata suami-istri ini juga kangen tempe. Jamal beberapa kali membuat tempe. Pakai air kran.