Meskipun badan meteorologi nasional Spanyol (AEMET) sempat mengeluarkan peringatan merah, banyak warga yang merasa bahwa peringatan tersebut terlambat datang.
BACA JUGA:Amankan Audiensi Masyarakat di DPRD OKU
BACA JUGA:Ikan PrimaLand
Kondisi ini membuat warga tidak sempat bersiap menghadapi banjir bandang yang tiba-tiba menghantam pemukiman mereka.
Akibatnya, banyak orang yang terjebak di dalam rumah atau terlambat untuk mengungsi ke tempat yang aman.
Operasi penyelamatan besar-besaran telah dilakukan, dengan petugas setempat yang bekerja siang dan malam untuk menyelamatkan warga yang terjebak atau kehilangan tempat tinggal.
Sejumlah wilayah masih terputus dari akses makanan dan air bersih, menambah kesulitan bagi warga yang terdampak.
BACA JUGA:Atur Laulintas Ciptakan Lalulintas Aman, Tertib dan Kondusif
BACA JUGA:Masih Terdapat 11 Titik Hotspot
Petugas penyelamat berusaha menjangkau daerah-daerah yang paling parah, meskipun kondisi medan dan cuaca masih menjadi tantangan besar.
Para ahli memperingatkan bahwa perubahan iklim bisa memperburuk frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem seperti yang terjadi di Spanyol.
Peningkatan suhu di kawasan Mediterania dipercaya menjadi salah satu penyebab meningkatnya intensitas hujan, sehingga bencana semacam ini akan lebih sering terjadi di masa depan.
Peristiwa banjir di Spanyol ini menjadi pengingat akan pentingnya langkah-langkah mitigasi dan kesiapan menghadapi bencana.
BACA JUGA:Terima Kenaikan Pangkat Setingkat Lebih Tinggi
BACA JUGA:Kolaborasi ATR/BPN dan BIG Percepat Pembuatan Peta Dasar Nasional
Banjir yang baru-baru ini melanda Spanyol merupakan salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah modern negara tersebut.