LENGKITI – Harga jeruk nipis di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa minggu terakhir.
Saat ini, harga jeruk nipis per kilogram mencapai Rp 4 ribu, meningkat dari harga sebelumnya yang hanya Rp 3 ribu per kilogram.
Kenaikan ini disambut baik oleh para petani lokal yang merasa terbantu dalam menutupi biaya produksi.
Supri, seorang petani dari Desa Negeri Ratu, Kecamatan Lengkiti, mengonfirmasi kenaikan harga ini.
BACA JUGA:Paling Pedas
BACA JUGA:Gerindra Akui Fahri Hamzah Jadi Menteri Perumahan di Kabinet Prabowo-Gibran
“Harga saat ini di lokasi mencapai Rp 4 ribu. Kalau dikirim ke luar daerah seperti Jambi, harganya bisa naik hingga Rp 6 ribu per kilogram,” ungkap Supri pada Jumat, 11 Oktober 2024.
Menurutnya, perbedaan harga di pasar lokal dan luar daerah cukup mencolok. Pasar lokal masih menahan harga di Rp 4 ribu per kilogram, sementara permintaan dari luar daerah membuat harga melonjak, terutama di wilayah Jambi yang menjadi tujuan utama pengiriman jeruk nipis dari Lengkiti.
Kenaikan harga ini, menurut Supri, memberikan keuntungan lebih bagi petani, terutama ketika jeruk nipis dikirim ke luar daerah.
“Lebih mahal lagi jadi harga Rp 6 ribu per kilogram kalau dikirim ke Jambi, dibandingkan menjual di pasar lokal,” tambahnya.
BACA JUGA:Disaksikan Jokowi, Menteri AHY Serahkan Sertipikat Hak Pakai
BACA JUGA:Lima Korban Pelecehan Seksual Guru Ngaji di Bekasi Mendatangi Psikolog
Faktor utama kenaikan harga ini diduga karena tingginya permintaan dari luar daerah, sementara pasokan dari petani belum dapat memenuhi kebutuhan secara merata.
“Di sisi lain, cuaca yang kurang mendukung juga membuat hasil panen sedikit berkurang, sehingga harga naik,” jelas Supri.
Para petani jeruk nipis di Lengkiti berharap tren kenaikan harga ini terus berlanjut, meskipun mereka tetap memperhatikan stabilitas pasar.