Berkembang Pesat, Investasi Saham di Sumsel Mencapai 150 Ribu Investor

Kamis 10 Oct 2024 - 12:32 WIB
Reporter : Neni
Editor : Gus Munir

PALEMBANG - Pertumbuhan investasi saham di Sumatera Selatan (Sumsel) dinilai sangat baik, dengan jumlah investor yang telah melebihi 150 ribu dan total keseluruhan mencapai lebih dari 400 ribu.

 "Dalam 3-4 tahun terakhir, pertumbuhan investor telah meningkat secara konsisten dengan rata-rata pangsa pasar asing yang stabil di kisaran Rp7-8 triliun per bulan," kata Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumsel, Hari Mulyono saat menyampaikan informasi tersebut usai workshop wartawan media gathering 2024 di Hotel 101 Palembang.

Hari Mulyono juga menekankan pentingnya pengembangan produk investasi untuk memperluas akses masyarakat ke pasar modal.

“Saat ini, banyak produk investasi yang tidak bertanggung jawab di luar sana. Masyarakat perlu mengeksplorasi produk yang sesuai dengan karakter, profil, dan risiko mereka, yang telah dihasilkan oleh pemerintah,” ungkapnya.

BACA JUGA:Bukan Sekadar Kucing, Olivia Benson Peliharaan Taylor Swift Miliki Kekayaan Rp1,5 Triliun

BACA JUGA:Masuk Musim Hujan, Masih Terjadi Kebakaran di OKI

Untuk menarik investor pemula, BEI telah menyediakan produk Exchange Traded Fund (ETF), yang merupakan pilihan terjangkau dengan risiko yang lebih rendah. 

Produk ini menawarkan potensi imbal hasil yang menarik dan diversifikasi risiko yang luas secara otomatis. 

"Ini sangat cocok bagi pemula untuk mengenal pasar modal, pola trading di pasar saham, dan mekanisme transaksi," tambahnya.

Salah satu narasumber, Ivolda Arsyad, Analyst Derivative Business Development IDX, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan produk investasi kepada investor, sehingga mereka dapat lebih memahami berbagai jenis produk investasi saham yang kurang familiar. 

BACA JUGA:Honor Bakalan Meluncurkan Honor X60 dan X60 Pro di China

BACA JUGA:Disambut Antusias, Enos Ajak Tim Kompak dan Solid Demi Jadikan OKU Timur Lebih Maju dan Mulia

"Investor sebaiknya tidak hanya fokus pada saham, tetapi juga bisa menjelajahi produk non-saham," ujarnya.

Narasumber lainnya, Grace Putri Sejati, CFP, CSA, yang menjabat sebagai Senior Analyst Structure Product Business Development IDX, mengatakan bahwa perkembangan IDX cukup signifikan sejak 2017, dengan banyak investor besar yang hadir untuk menciptakan produk IDX, terutama indeks.

"Pada 2023, kita memiliki 50 ETF, yang merupakan yang terbanyak di ASEAN. Namun, saat ini jumlahnya telah berkurang menjadi sekitar 43 ETF karena regulasi OJK, yang mengharuskan beberapa ETF ditutup. Kini, terdapat 43 ETF yang diterbitkan oleh sekitar 19 manajer investasi," pungkasnya. (*)

Kategori :