JAKARTA - Publik dikejutkan dengan beredarnya video asusila yang melibatkan seorang oknum guru dan siswi di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Video berdurasi lima menit tersebut tersebar luas di media sosial, dan menjadi trending di platform X (sebelumnya Twitter).
Kejadian memalukan ini diduga terjadi di sebuah sekolah negeri keagamaan tingkat SLTA di Kabupaten Gorontalo. Dalam video yang viral, adegan tersebut dilakukan di dalam sebuah kamar kos, dan direkam menggunakan ponsel yang diletakkan di dinding ruangan.
Menurut Kepala Sekolah, Rommy Bau, pihaknya sudah menerima laporan terkait dugaan hubungan tak pantas antara oknum guru dan siswi tersebut. Sebelum video itu beredar, istri dari oknum guru yang terlibat telah melaporkan kejadian ini ke sekolah. Menindaklanjuti laporan tersebut, pihak sekolah telah memanggil guru dan siswi yang bersangkutan sebanyak dua kali.
BACA JUGA:Aneh, Keluarga Tak Dibolehkan Lihat Jasad 7 Korban Tewas di Bekasi
BACA JUGA:KPK Tahan 4 Tersangka Kasus Perkara Suap Program Bandung Smart City
"Pemanggilan sudah dilakukan sebelum video itu viral, dengan dasar laporan dari istri oknum guru. Keduanya sudah kami panggil untuk klarifikasi," jelas Rommy Bau pada Selasa (24/9).
Saat pemanggilan pertama pada tahun 2023, oknum guru dan siswi menyangkal adanya hubungan spesial. Namun, setelah video tersebut menyebar, pihak sekolah mengambil tindakan dengan memberikan sanksi berupa peniadaan jadwal mengajar bagi oknum guru.
Kasus ini juga berbuntut laporan dari pihak keluarga siswi. Wakapolres Gorontalo, Kompol Ryan Hutagalung, mengonfirmasi bahwa pihak kepolisian telah menerima laporan dari keluarga korban terkait dugaan tindakan asusila.
BACA JUGA:Juru Parkir Tembak Kepala Pria di Tanjung Priok
BACA JUGA:Curi dan Jual Data BKN, Guru Honorer di Banyuwangi Dibekuk Bareskrim
"Laporan sudah kami terima dari pihak keluarga, yang diwakili oleh paman korban," ungkap Kompol Ryan pada Selasa, 24 September 2024.
Kompol Ryan menjelaskan bahwa laporan tersebut berkaitan dengan dugaan kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru. "Saat ini, kami fokus pada proses pemeriksaan saksi dan pelaku," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa proses penyelidikan sedang berlangsung. "Sementara ini, kami masih mendalami laporan dari pihak keluarga. Itu dulu yang bisa kami sampaikan," tutupnya. (*/res)