OKU EKSPRES.COM- Stroke dan demensia merupakan dua gangguan kesehatan serius yang sama-sama menyerang otak. Keduanya sering kali saling berkaitan, terutama pada individu lanjut usia. Faktanya, seseorang yang pernah mengalami stroke memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan demensia di kemudian hari. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Simak penjelasannya berikut.
Mengapa Pengidap Stroke Bisa Mengalami Demensia?
Seseorang yang terkena stroke umumnya menunjukkan gejala seperti tubuh melemah, sulit berbicara, kehilangan penglihatan, dan gangguan daya ingat. Pada kasus yang lebih berat, gangguan daya ingat tersebut bisa berkembang menjadi demensia vaskular — jenis demensia yang terjadi akibat gangguan aliran darah di otak.
Demensia atau kondisi yang sering disebut pikun ini ditandai dengan penurunan kemampuan berpikir, kesulitan mengambil keputusan, hingga tidak mampu mengurus diri sendiri. Pada pengidap stroke, hal ini disebabkan karena bagian otak yang berperan dalam fungsi memori, perilaku, dan kewaspadaan tidak mendapatkan pasokan darah serta oksigen yang cukup.
Proses terjadinya demensia setelah stroke tidak berlangsung tiba-tiba. Kondisi ini berkembang secara perlahan seiring waktu. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala stroke ringan. Penanganan dini dapat mencegah kerusakan otak yang lebih luas dan menurunkan risiko terjadinya demensia di kemudian hari.
BACA JUGA:Waspadai Kolesterol Tinggi pada Anak, Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya
BACA JUGA:Tetap Bisa Makan Kulit Ayam Tanpa Takut Kolesterol, Begini Caranya
Cara Mengatasi Demensia pada Pengidap Stroke
Hingga saat ini belum ada metode yang dapat sepenuhnya mengembalikan ingatan yang hilang akibat stroke. Namun, penderita tetap bisa memperbaiki kemampuan kognitif melalui perawatan medis dan terapi rehabilitasi.
Bagi pengidap stroke yang juga memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau kolesterol, pengelolaan penyakit tersebut sangat penting untuk mengurangi risiko memburuknya kondisi demensia.
Keberhasilan proses rehabilitasi dipengaruhi oleh tingkat keparahan kerusakan otak, kerja sama antara pasien dan tenaga medis, serta seberapa cepat terapi dimulai. Semakin dini rehabilitasi dilakukan, semakin besar peluang penderita untuk kembali mandiri dan produktif.
Setiap pengidap stroke memiliki proses pemulihan yang berbeda. Sebagian besar dapat memulihkan sebagian fungsi tubuhnya, meskipun butuh waktu yang tidak singkat. Untuk membantu meningkatkan daya ingat, berikut beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan sehari-hari:
BACA JUGA:Santan dan Kolesterol: Fakta yang Sering Disalahpahami Banyak Orang
BACA JUGA:Turunkan Kolesterol dengan Bawang Putih, Efektif atau Hanya Mitos?
Lakukan aktivitas harian pada waktu yang sama setiap hari untuk membentuk rutinitas.